Suara.com - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan digelar sebentar lagi. Akad nikah akan berlangsung di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada Sabtu (10/12/2022) dengan hanya 150 tamu undangan.
Acara dilanjutkan dengan Ngunduh Mantu di Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, keesokan harinya. Dengan total 6 ribu undangan, aturan perlu dibuat agar prosesi Ngunduh Mantu berjalan dengan lancar.
Simak aturan tamu undangan di pernikahan Kaesang-Erina berupa larangan terkait hal-hal berikut ini.
1. Dilarang Memberi Sumbangan
![Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/12/07/15872-kaesang-pangarep-dan-erina-gudono.jpg)
Pernikahan Kaesang-Erina tidak menerima sumbangan sehingga kotaknya pun tak akan disediakan saat acara Ngunduh Mantu berlangsung. Larangan tersebut pun sudah diberlakukan saat Presiden Joko Widodo menikahkan dua kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka dan Kahiyang Ayu.
2. Dilarang Membawa Kendaraan Pribadi
![Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/12/07/86170-kaesang-pangarep-dan-erina-gudono.jpg)
Dengan total 6 ribu tamu undangan di acara Ngunduh Mantu, kemacetan sudah dapat diprediksi. Oleh sebab itu, tamu undangan dilarang membawa mobil karena lokasi parkir pun tidak bisa menampung kendaraan dari ribuan tamu.
Sebagai gantinya, ratusan bus telah disiapkan untuk mengantarkan tamu ke lokasi acara Ngunduh Mantu yakni Puro Mangkunegaran. Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, 220 bus akan disediakan untuk acara pada Minggu (11/12/2022) tersebut.
3. Dilarang Pakai Batik Motif Parang Lereng
![Foto prewedding Kaesang Pangarep dan Erina Gudono [Foto: Beritajatim]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/12/06/99202-kaesang-pangarep-dan-erina-gudono.jpg)
Meski tidak ada dress code dalam pernikahan Kaesang-Erina, ada larangan memakai pakaian batik motif tertentu. Aturan tersebut bukan dari pihak Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, melainkan berdasarkan ketentuan Kanjeng Gusti Mangkunegara X.