Suara.com - Ernest Prakasa mendukung Jefri Nichol yang menantang haters adu jotos dengannya. Namun sineas sekaligus komika kondang ini justru dihujat oleh warganet lantara dianggap mendukung kekerasan.
Sebagaimana diketahui, Jefri Nichol kembali adu tinju dengan seorang pengguna Twitter bernama Obim yang diketahui berasal dari Tasikmalaya. Pemicunya adalah unggahan Nichol yang diduga terkait isu Arawinda Kirana pelakor.
Video Jefri Nichol adu jotos lawan Obim viral di Twitter dan mengundang beragam reaksi, termasuk dari Ernest Prakasa.
"Satu per satu lawannya Nichol dibikin menggelepar. If you think he's just a loudmouth pretty boy you're dead wrong. (Kalau kalian pikir dia hanya bermulut besar dan cowok cantik, kalian salah besar)," tulis Ernest Prakasa menyertakan banyak emoji tertawa, Sabtu (3/12/2022).
Baca Juga: Jefri Nichol Bisa Terjerat Hukum Karena Ajak Haters Tanding Tinju?
"Berantas haters satu persatu untuk negeri yang lebih cerah koh," sahut Jefri Nichol, yang dibalas dengan pujian oleh Ernest Prakasa.
Namun dukungan Ernest Prakasa pada Jefri Nichol justru berujung kritik pedas dari warganet. Banyak yang menuding sutradara film Cek Toko Sebelah itu mendukung kekerasan.
"Wah seorang Ernest ternyata lebih mendukung Jefri ya (padahal netizen kesal sama Jefri, karena dia tengil). Gue kira lo beda Nest, ternyata gue salah ngefans sama lu, karya-karya lo gak sebagus karakter lo, sorry," komentar akun @daniel***.
"Terang-terangan dukung Arawinda bakal diserang, akhirnya belain tingkah Nichol yang enggak ada bagus-bagusnya sebagai publik figur. Keren banget industri film Indonesia, solidaritasnya tinggi, empatinya rendah," tambah akun @Buyididesa.
"Sangat menyedihkan. Sineas yang selama ini tampak 'pintar' akhirnya nunjukin rupa aslinya juga demi Arawinda dan teman-teman cuan. Jefri jelas-jelas nunjukin kekasaran, baik mulut sama arogansi. Mengampanyekan kekerasan. Bisa-bisanya dipuji. Luar biasa circle demi cuan ini," imbuh akun @bananapiemilky.
Baca Juga: Panas! Jefri Nichol Tantang Rizky Billar Tanding Tinju
Kontributor : Chusnul Chotimah