Suara.com - Perjuangan Pandji Pragiwaksono merintis karier komedi di Amerika Serikat menemui jalan terjal. Ia bahkan harus mencari pemasukan alternatif guna menyambung hidup.
"Rumah di sini (Indonesia) saya kontrakin, biar jadi pemasukan. Lumayan kan. Orang di sana nggak ada duit, duitnya kecil," ungkap Pandji Pragiwaksono di program Plus26 pada 23 November 2022.
Pandji Pragiwaksono juga menjual aset yang tidak dibawa ke Amerika Serikat seperti perabotan rumah hingga mobil. Ia memang butuh biaya besar untuk bertahan hidup di Negeri Paman Sam.
"Barang-barangnya lagi mau dijual-jualin, biar kosong," tutur Pandji Pragiwaksono.
Baca Juga: Manggung Cuma Dibayar Segini, Pandji Pragiwaksono Cerita Susahnya Rintis Karier Komedi di Amerika
"Mobil juga sudah dijual. Saya jual ke dealer tempat saya beli, buy back," sambung sang komika.
Sebagaimana diketahui, Pandji Pragiwaksono mengumumkan rencana merintis karier komedi di New York, Amerika Serikat pada Februari 2022. Langkah dimulai dengan beberapa kali datang ke acara open mic di sana.
Keinginan Pandji Pragiwaksono berkarier di Amerika Serikat sudah muncul sejak 2017. Lelaki 42 tahun mengaku terinspirasi dari perjuangan seorang komika bernama Andrew Schulz di salah satu kontennya.
Rencananya, Pandji Pragiwaksono akan menetap di Amerika Serikat selama 3 tahun bersama anak dan istrinya sebagai langkah awal. Bila berhasil, mereka akan tetap tinggal di Negeri Paman Sam.
Namun bila tidak membuahkan hasil, Pandji Pragiwaksono akan memboyong keluarganya untuk pulang ke Indonesia lagi.
Baca Juga: Beda Level dengan Denise Chariesta, Luna Maya Auto Tolak Lelaki Beristri Walau Kaya
Sejauh ini, Pandji Pragiwaksono yang sudah sembilan bulan meniti karir komedi di Amerika Serikat belum merasakan hasil jerih payahnya. Ia bahkan dibayar sangat murah untuk setiap penampilan.
"Dibayar cuma 7 Dollar, 10 Dollar, 15 Dollar, susah juga," beber Pandji Pragiwaksono.
Pandji Pragiwaksono juga masih berkutat dengan proses adaptasi dalam menentukan gaya berkomedi. Ada perbedaan cara melawak di depan penonton Indonesia dan Amerika Serikat.
"Jadi saya harus ngubah cara saya nganterin jokes. Kalau di sini (Indonesia) kan teatrikal, kalau di sana (Amerika Serikat) senangnya sama straight jokes. Jadi dari set up langsung punchline," terang Pandji Pragiwaksono.