Suara.com - Atta Halilintar jadi sutradara film Ashiap Man. Berada di belakang layar untuk kali pertama, dia mendapat banyak tantangan.
"Film ini banyak halangannya," kata Atta Halilintar di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Halangan pertama, proses pengerjaan film Ashiap Man langsung terbentur pandemi Covid-19 pada awal 2020.
"Waktu bikin film ini, Covid baru masuk Jepang. Kami mikirnya nggak bakal masuk Indonesia, katanya kan Indonesia kuat, negara tropis. Ternyata setelah 2 minggu syuting, Covid masuk ke Indonesia," kata Atta Halilintar.
Mau tidak mau, Atta Halilintar bersama tim produksi film Ashiap Man saat itu harus menghentikan proses syuting demi keselamatan kru dan pemain.
"Di tim kami sempat ada pro kontra. Ada yang mau berhenti, ada yang minta lanjut karena itu periuk nasi mereka. Akhirnya karena kami nggak mau ada tim yang kena, ya kami pause dulu," kata Atta Halilintar.
Imbas berhenti sementara, Atta Halilintar dan tim produksi Ashiap Man merugi. Sebab mereka sudah terlanjur mengeluarkan biaya besar untuk kebutuhan syuting.
"Kami harus kena biaya lebih ya, karena kan sudah bangun set di kampung. Kami sudah sewa tanah besar untuk bangun pasar dan lain-lain, itu harus kami ratakan dulu dan kami harus nunggu sampai boleh syuting lagi," ujar Atta Halilintar.
Pun saat menjelang tayang, Atta Halilintar dan tim produksi Ashiap Man harus berhadapan lagi dengan lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Minimarket di Rumah Ruben Onsu Jadi 'Titik Kegilaan' Sarwendah, Netizen Tak Heran
"Setelah selesai syuting pun, kami kena efek pandemi lagi pas mau tayang. Jadi pas mau tayang, tiba-tiba kasus Covid di Indonesia naik lagi, gagal. Waktu itu bioskop ditutup," kata Atta Halilintar.
"Terus pas mau tayang lagi, tiga minggu kemudian gagal lagi. Terakhir kami kan sudah sampai premiere, tahu-tahu beritanya kenaikan Covid berkali-kali lipat lagi," ujarnya lagi.
Hingga akhirnya, film Ashiap Man garapan Atta Halilintar batal tayang di bioskop. Ia memilih memindahkan media penayangan film ke platform OTT agar tidak kehilangan pasar.
"Kan sudah terlalu lama film ini, dari yang hype-nya masih tinggi. Takutnya nanti hype-nya keburu hilang, jadi kami pilih OTT. Akhirnya ya sudah, kami pilih Prime Video ini," ucap Atta Halilintar.