Suara.com - Tretan Muslim dihabisi oleh NCTzen, fandom NCT, karena menggunakan foto NCT 127 untuk media promosi warung bebeknya. Coki Pardede pasang badan membela rekannya itu.
Keributan antara Tretan Muslim dan NCTzen bermula ketika para penggemar NCT 127 tak terima komika asal Bangkalan, Madura itu mengedit foto idola mereka bersama Jerome Polin jadi media promosi komersial.
Fans NCT ramai-ramai melaporkan Tretan Muslim ke SM Entertainment. Sejumlah penggemar bahkan bertindak jauh dengan memberikan rating buruk pada warung Bebek Carok milik Tretan.
Melihat usaha kuliner Tretan Muslim ikut diserang, Coki Pardede turun tangan membela sahabatnya.
Baca Juga: Tretan Muslim Dirujak NCTzen Gara-Gara Pakai Foto NCT 127 untuk Promosi Warung Bebek
"Isi kepala kebanyakan orang yang menyerang @tretanmuslim saat ini," sindir Coki mengunggah foto kepala manekin pecah disumpal kresek putih atau plastik, Selasa (8/11/2022).
Fyi, anti K-Pop biasa menjuluki idol-idol Korea dengan sebutan plastik karena negara mereka yang dikenal ahli dalam urusan bedah plastik. Jadi, Coki menyindir isi kepala Kpopers adalah plastik.
Selain sindiran menohok, komika yang baru saja keluar dari rehabilitasi narkoba ini juga memberikan rating bintang lima untuk warung bebek Tretan Muslim dengan komentar menohok.
"Sangat nikmat, apalagi dimakan sambil melihat Kpopers yang marah-marah," bunyi komentar Coki.
Unggahan Coki Pardede langsung dibanjiri warganet anti K-Pop yang ikut membela Tretan Muslim dari serangan fans NCT.
Baca Juga: Trending di Twitter, Intip 8 Pertemuan Jerome Polin dengan NCT 127
"Lebih rusuh dari ormas," komentar akun @hi.vnn.
"Bebek Caroknya enak kok, yang enggak enak pas nonton konser tapi pingsan," sindir akun @ucallmereyy merujuk pada insiden di konser NCT 127 baru-baru ini.
"Apakah pemerintah harus mengadakan panti rehabilitasi bagi pemuja K-Pop," sahut akun @wrldisdark.
Sebelumnya Tretan Muslim juga diserang fans K-Pop karena meledek Jerome Polin tak pakai bedak saat foto bareng NCT 127 usai konser mereka di ICE BSD.
Kontributor : Chusnul Chotimah