Suara.com - Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 membeberkan alasan mundur dari jabatan sebagai presiden Arema FC imbas Tragedi Kanjuruhan.
Melalui unggahan terbarunya di Instagram, Gilang Juragan 99 merasa gagal dalam menjalankan tugas sebagai petinggi Arema FC.
"Saya sudah berusaha yang terbaik, tapi akhir cerita berkata lain. Mungkin klub memerlukan sosok yang lebih baik," ujar Gilang Juragan 99.
Lantaran merasa gagal di sepak bola, Gilang Juragan 99 mengaku ingin fokus di bidang lain yang selama ini ia kerjakan.
Baca Juga: Arema FC soal KLB PSSI: Kami Setuju
"Saya rehat dulu, fokus ke keluarga dan kegiatan lain di luar sepak bola," tutur Gilang Juragan 99.
Namun yang pasti, Gilang Juragan 99 akan tetap bertanggung jawab untuk mendampingi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
"Saya tetap mendukung keluarga korban dari tragedi yang tidak kita inginkan," ucap Gilang Juragan 99.
Sebagai pengingat, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.
Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.
Baca Juga: Selain Arema FC, Sejumlah Klub Juga Dukung Percepatan KLB PSSI
Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.
Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.
Buntut insiden di Kanjuruhan saat itu, ratusan Aremania dinyatakan meninggal dunia. Sedang dari pihak kepolisian, dua anggota yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan ikut menjadi korban.