Suara.com - Komedian senior Indro Warkop telah menduda selama empat tahun. Kepergian sang istri, Nita Octobijanthy masih sulit untuk tergantikan.
Hal itu terbukti saat Indro Warkop melayat ke makam Nita Octobijanthy, 9 Oktober lalu. Meski begitu, adalah kini keinginan dari bintang film Miracle in Cell No 7 tersebut menikah kembali?
"Buat saya pernikahan bukan sekadar nafsu, apalagi seumur saya. Ini kestabilan rumah tangga yang bukan hanya dengan istri, tapi juga anak-anak," kata Indro Warkop saat ke kantor redaksi Suara.com belum lama ini.
Indro Warkop ternyata mempertimbangkan banyak hal jika memutuskan menikah kembali. Ada soal materi hingga persetujuan anak-anak.
Baca Juga: Interview: Kriss Hatta Blak-blakan Soal Pacaran dengan Anak di Bawah Umur
Lalu seperti apa cerita selengkapnya? Simak wawancara bersama Indro Warkop.
Apa sudah ada keinginan om Indro untuk menikah kembali?
Buat saya pernikahan bukan sekadar nafsu, apalagi seumur saya. Pernikahan adalah sebuah kestabilan rumah tangga. Bukan hanya saya dengan calon istri, tapi juga dengan anak-anak saya.
Apa pertimbangan antara mantap menikah kembali dengan bertahan dengan keadaan sekarang?
Saya 64 tahun, harus siap mengesampingkan segala macam karena itu milik anak-anak saya. Adil nggak ketika saya sudah seperti ini, tidak seperti dulu mencari uangnya. Keadaan sekarang bersama istri saya yang baru.
Baca Juga: Interview: Lika-liku Pernikahan Jennifer Jill dan Ajun Perwira
Terus sekarang punya istri untuk membahagiakan saya doang? Kan nggak. Saya pikir itu akan menjadi ribet.
Tanggapan anak-anak semisal om Indro menikah kembali?
Bilang papa jangan kawin lagi kalau mau satu kuburan sama mama, misalnya begitu. Saya kan pernah bilang, 'gue pengin satu kuburan'. Ada yang juga, mungkin sedikit-sedikit, papa memang butuh teman ngobrol.
Saya itu tukang begadang sama istri. Jadi saya menumpahkan apapun ke dia. Sekarang nggak ada, mau ngomong sama tangan?
Terlepas dari semua itu, dalam hati ingin punya teman ngobrol, lainnya?
Ya kan saya bilang, mereka (anak-anak) nggak tau itu. Saya kalau malam bengong, nggak ada teman ngobrol.
Selain ngobrol, ada hal yang susah dilupakan dari kebiasaan om Indro dan istri?
Waktu istri saya sakit, masih saya pegang tangannya sambil saya tidur. Sepele memang, tapi ketika kehilangan, nggak semudah itu melupakannya.
Tapi kalau sama anak, sering ngobrol juga kah? Maksudnya menyampaikan sesuatu, keinginan om Indro.
Saya selalu mendelegasikan kepada istri saya. Setelah berpuluh tahun, saya akhirnya tidak tahu caranya berkomunikasi dengan anak. Ketika istri saya nggak ada, mereka menjaga saya dengan cara sendiri-sendiri.
Seperti apa cara anak-anak menjaga om Indro?
Ada yang keras, pokoknya nggak boleh begini, begini. Ada yang ya pokoknya papa harus bisa jaga diri. Saya bukannya menyalahkan mereka, tapi itulah komunikasi yang tidak terjalin dengan saya selama ini.