Suara.com - Paris Hilton mengaku pernah mendapat pelecehan seksual saat menyenyam pendidikan di salah satu sekolah di Utah, Amerika Serikat.
Berbicara kepada New York Times baru-baru ini, perempuan berusia 41 tahun itu bercerita pengalamannya dikurung dan dilecehkan saat masih remaja di sekolah berkonsep asrama.
Saat itu, kata Hilton, pihak sekolah secara mendadak melakukan pengecekan serviks dengan para staff memasukkan jari ke kemaluan siswi.
"Sangat larut malam, sekitar pukul 3 atau 4 pagi, mereka akan membawa saya dan gadis-gadis lain ke sebuah ruangan dan mereka akan melakukan pemeriksaan medis," kata Hilton, ditulis Rabu (12/10/2022).
Baca Juga: Fakta-fakta Kasus Pelecehan Seksual Rex Orange County: Korban Anak di Bawah Umur
Paris Hilton mengakui bahwa saat 'pemeriksaan' itu dilakukan, tidak ada dokter yang mendampingi, hanya para staff sekolah yang kemudian meminta para siswi untuk berbaring di suatu tempat.
Dalam video wawancara yang beredar, suara Paris Hilton pun bergetar sembari menceritakan masa-masa sekolahnya dulu.
"Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan, tetapi jelas mereka bukan dokter. Dan itu benar-benar menakutkan, itu adalah sesuatu yang benar-benar telah saya blokir (lupakan) selama bertahun-tahun."
Dia melanjutkan, "Tapi itu (memori) selalu kembali, dan saya memikirkannya. Dan sekarang, melihat ke belakang sebagai orang dewasa, itu pasti pelecehan seksual."
Ketika berusia 16 tahun, orangtua Paris Hilton yaitu Rick dan Kathy Hilton mengirim putri sulung mereka ke Sekolah Provo Canyon di Utah.
Itu dilakukan karena Paris dianggap sebagai anak nakal yang suka memberontak. Paris berada di sekolah itu selama 11 bulan sebelum akhirnya dibawa pulang.
Pada 2020, Paris Hilton merilis film dokumenter berjudul The Is Paris, yang menceritakan gambaran lebih besar tentang masa mudanya yang bermasalah dan pengalaman traumatisnya di sekolah asrama.
"Itu seharusnya sekolah, tetapi (kelas) tidak menjadi fokus sama sekali. Dari saat saya bangun sampai saya pergi tidur, sepanjang hari saya diteriaki di wajah, meneriaki saya, penyiksaan terus menerus."
Paris berbicara tentang perjuangannya di sekolah bersama tiga mantan teman sekelasnya yang menguatkan klaim adanya sejarah pelecehan seksual di sana.
"Saya mengalami serangan panik dan menangis setiap hari. Saya merasa seperti seorang tahanan dan saya membenci kehidupan," katanya.
Pengalaman mengerikan itu berakhir ketika Paris berusia 18 tahun di tahun 1999. Saat itu Paris kembali ke New York dan sempat menolak berbicara tentang pengalamannya.
"Saya sangat bersyukur bisa keluar dari sana, saya bahkan tidak ingin mengungkitnya lagi. Itu hanya sesuatu yang membuat saya malu dan saya tidak ingin membicarakannya."
Namun ini sosialita yang juga pemain film itu bekerja sama dengan organisasi Unsilenced.org dan Breaking Code Silence, mendesak tindakan pemerintah federal terhadap sekolah tersebut.