Suara.com - Emir Mahira menjalani proyek film horor pertama bertajuk Kalian Pantas Mati. Aktor 25 tahun ini berperan sebagai Rakka, seorang indigo yang berteman dengan hantu.
Bukan hanya film yang bernuansa horor, dalam penggarapan proses syutingnya pun, Emir Mahira merasakan momen merinding.
Peristiwa tersebut terjadi di pukul 04.00 WIB, satu jam setelah ia menyelesaikan syuting di hari tersebut.
"Selesai (syuting) jam 3, terus kebangun jam 4 karena sensor pintu kamar bunyi," kata Emir Mahira ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Bukan Cuma Horor, Film Kalian Pantas Mati Angkat Kisah Lawan Bullying
Emir Mahira menerangkan, sensor pintu itu akan berbunyi jika terbuka lama. Padahal ia meyakini sebelum tidur sudah menutup dengan rapat.
"Sementara kalau pintunya terbuka harus pakai kartu kan. Itu aneh aja sih menurut aku," ujar bintag film Garuda di Dadaku ini.
Emir Mahira lantas menceritakan pengalaman ini kepada lawan mainnya seperti Zee JKT48 serta Gaby Warouw. Meski cukup ngeri dan aneh, mereka tidak mau larut dalam perasaan yang tak mengenakan tersebut.
"Kita menghabiskan waktu bersama aja. Jadi asyik bondingnya seperti keluarga baru," kata Emir Mahira.
Untungnya, meski berada di satu hotel yang sama Zee JKT48 maupun Gaby Warouw tidak mengalami hal serupa seperti Emir Mahira.
Baca Juga: Dilarang Pacaran, Zee JKT48 Sulit Mainkan Karakter di Film Kalian Pantas Mati
"Aku sih nggak mengalami," tutur Zee JKT48.
Proses syuting selama 20 hari di kawasan Bogor, Jawa Barat pun akhirnya terlaksana dengan lancar. Ini juga karena mereka menjunjung tinggi etika di tempat tersebut.
"Syuting juga kan pakai etika, enggak teriak-teriak, se-sopan mungkin, jadi alhamdulillah aman," kata Emir Mahira.
Sebagai informasi, Kalian Pantas Mati merupakan film yang diadaptasi dari Korea berjudul Mourning Grave.
Kisahnya mengenai Rakka yang merupakan siswa indigo. Di sekolah, Rakka bertemu dan berteman dengan hantu bernama Dini (Zee JKT48).
Karena kemampuan berbicara dengan hantu inilah Rakka mengalami bully. Tak tahan dengan perundungan, ia akhirnya pindah ke Bogor.
Namun di tempat itulah Rakka menghadapi gangguan roh jahat. Bahkan karena ini teman-teman mendadak menghilang.