Suara.com - Rico Ceper buka suara menyikapi Tragedi Kanjuruhan yang membuat sepak bola Indonesia berduka.
Hadir di program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Kamis (6/10/2022), Rico Ceper menyayangkan jatuhnya korban jiwa dari insiden tersebut.
"Sepak bola itu hiburan, bukan kuburan. Satu nyawa saja nggak sebanding buat olah raga ini," ujar Rico Ceper.
Rico Ceper kemudian meminta seluruh kelompok suporter di Indonesia untuk belajar dari Tragedi Kanjuruhan dengan bersikap lebih dewasa dalam menerima kekalahan.
Baca Juga: Fans BTS Indonesia Donasi Ratusan Juta untuk Kanjuruhan, DPR Anggarkan Rp1,5 Miliar untuk TV LED
"Kedewasaan itu perlu. Di seluruh dunia sudah banyak kematangan semua pihak," kata Rico Ceper.
Namun di sisi lain, Rico Ceper juga menyayangkan sikap aparat kepolisian yang mengeluarkan begitu banyak gas air mata untuk mengurai massa di area tertutup seperti tribun stadion.
Langkah itu terbukti menimbulkan banyak korban dari Aremania yang tertahan di tribun akibat sesak napas dan terinjak-injak imbas berdesakan saat keluar stadion.
"Ya ini disikapinya kurang pas, sehingga jadi berantakan," tutur Rico Ceper.
Oleh karenanya, Rico Ceper meminta tragedi Kanjuruhan diusut tuntas dari berbagai sisi. Ia yakin ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
Baca Juga: Pengamat: Tak Cukup Kapolres Malang Dicopot! Iwan Bule dan Kapolda Jatim Harus Ikut Tanggung Jawab
"Tetap harus ditemukan siapa yang bertanggung jawab. Kan klisenya gitu, selalu ini yang terakhir, tapi ada terus. Jadi ya kapan habisnya?," ucap Rico Ceper.
Sebagaimana diketahui, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.
Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.
Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.
Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.
Sampai saat ini, jumlah korban meninggal dunia imbas Tragedi Kanjuruhan dari pihak Aremania sudah mencapai ratusan orang.
Selain Aremania, dua korban meninggal dunia juga datang dari pihak kepolisian yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan.