Angkat Isu Perbudakan, Ini Sejarah Nyata di Balik Film The Woman King

Rabu, 05 Oktober 2022 | 16:57 WIB
Angkat Isu Perbudakan, Ini Sejarah Nyata di Balik Film The Woman King
Sejarah kisah nyata di balik film The Woman King (imdb.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - The Woman of King merupakan film dengan pemeran kulit hitam yang rilis pada 4 Oktober 2022. Film yang dibintangi oleh Viola Davis ini mengangkat sejarah kelam tentang perbudakan

The Woman King merupakan kisah tentang perjuangan dan kemenangan Agojie di Dahomey yang merupakan wilayah di Benin saat ini.

Dalam pembuatannya, The Woman King melibatkan Leonard Wantchekon, seorang profesor politik dan hubungan internasional di Universitas Princeton untuk menjadi penasehat sejarah.

Agojie benar-benar nyata. Eksistensi mereka muncul lebih dari satu abad. Sosok wanita kuat yang ada di Black Panther yakni Dora Milaje ternyata adalah sosok yang terilhami dari Agojie.

Baca Juga: Sinopsis Film The Woman King yang Menceritakan Perjuangan Prajurit Wanita

Kisah Agojie berawal dari Raja Ghezo dan Jenderal Nanisca memiliki hubungan unik. Nansica adalah tangan kanannya dan kerap menasehati Ghezo.

Nansica melihat adanya kengerian perbudakan. Ia pun meyakinkan Ghezo agar berhenti turut serta dalam perbudakan. Hal ini sulit karena kesejahteraan Dahomey sebagian besar kekayaannya berasal dari perdagangan budak.

Seperti yang sudah diketahui, negara Dahomey adalah negara yang cukup kaya. Dahomey merupakan negara yang maju dan berdaulat.

Film ini menyajikan kisah pada 1823. Saat itu, Raja Ghezo akhirnya membebaskan Dahomey dari perjanjiannya dengan Kekaisaran Oyo.

Agojie adalah gambaran sekelompok wanita pejuang yang kuat. Tentu saja ini bukan hadir dari ruang hampa, melainkan dari lingkungan sosial yang memberikan kesempatan perempuan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan termasuk pergi berperang.

Baca Juga: Sinopsis Film Prisoners: Memecahkan Misteri Hilangnya Dua Gadis Kecil

Dahomey menjadi negara yang berangsur sempurna bagi perkembangan Agojie. Terdapat tiga poin yang membuat Dahomey menjadi tempat berkembangnya Agojie oleh Wantchekon yakni:

Asal usul Dahomey yang kurang diketahui

Dahomey disebutkan berdiri pada 1729. Ini juga selaras dengan eksistensi Ratu Hangbe yang merupakan saudara kembar Raja Akaba menanamkan pemikiran pejuang wanita di awal 1700-an.

Terdapat teori yang menjelaskan Agojie muncul pertama sebagai kelompok pemburu gajah.

Peran gender progresif di Dahomey

Selama tumbuh di Benin, Wantchekon melihat kesetaraan gender di sekitarnya. Mulai dari seorang anak yang bermain bersama saat muda hingga kelompok budaya campuran gender.

Hal itu kemudian berkembang dengan adanya keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi. Ternyata norma gender inklusif ini telah ada sejak Dahomey.

Raja Ghezo beri kesempatan wanita di dunia militer

Raja Ghezo melihat ada kondisi sosial dan tertarik untuk meningkatkan jumlah anggota yang terlibat. Dari sepertiga hingga 40 persen tentara adalah seorang wanita. Pada puncaknya, jumlah terus bertambah hingga 6000 anggota.

Demikian sejarah kisah nyata di balik film The Woman King. Film ini menyajikan kisah yang sangat menarik terkait dengan peran gender dan terbebasnya peradaban manusia dari perbudakan.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI