Suara.com - Film Jagat Arwah akan dirilis pada 29 September 2022. Jelang tayang, film besutan sutradara Ruben Adrian ini merilis trailer final.
Rupanya, Jagat Arwah menggunakan teknologi CGI. Hasilnya, visual yang dihasilkan dalam film garapan rumah produksi Visinema Pictures ini mengundang decak kagum.
Cahaya-cahaya yang menjalari tubuh para pemain ketika sedang bertarung, sosok gaib Genderuwo dengan taring terjulur, daun beterbangan, semua adegan itu ditampilkan dengan sangat meyakinkan.
Membuat para penonton tidak hanya menikmati tayangan penuh efek yang mewah, melainkan seolah-olah ikut terlibat di dalamnya.
Baca Juga: Pembajakan Film Mencuri Raden Saleh Bikin Geram: 7 Situs Dilaporkan, Visinema Alami Kerugian
Trailer Jagat Arwah dibuka dengan Kuntilanak (Sheila Dara Aisha) di tengah hutan, trailer beralih ke sosok Nonik (Cinta Laura) bergaun serba hitam yang diterbangkan angin sedang membuka cadar di pinggir pantai.
Nonik tampak menyembuhkan Raga (Ari Irham) dengan kekuatan supernatural berupa pantulan cahaya kehijauan yang memancar dari telapak tangannya. Kemduian sosok Dru alias Genderuwo (Ganindra Bimo) juga muncul dengan sekujur tubuh yang dicat kelabu gelap.
Visual yang cantik namun menyeramkan berhasil bikin bulu kuduk penonton merinding. Serbuan kabut, kobaran api, arwah-arwah yang bergentayangan meneror layar berhasil hadirkan efek CGI yang berkelas sekaligus menakjubkan.
Dari trailer yang ditampilkan dalam durasi 1.45 menit, sukses membuat penonton ketakutan. Namun yang tak kalah menarik, dalam Jagat Arwah sosok hantu ditampilkan justru sebagai penolong.
Kuntilanak diceritakan miliki ketulusan hati untuk membantu Raga mengungkap masa lalunya. Genderuwo, meski agresif dan menyeramkan, tetap dapat bersimpati pada Raga serta gigih menjaganya.
Baca Juga: Trailer dan Poster Film Jagat Arwah Sukses Bikin Warganet Ketakutan
nda yang menggunakan kekuatan supernatural yang ia miliki untuk menyembuhkan.
Visinema Pictures selama ini memang dikenal memiliki sejumlah terobosan. Untuk Jagat Arwah, Visinema sepertinya tidak mau terjebak pada langkah-langkah stereotype di mana hantu selalu perankan tokoh antagonis.