Suara.com - Ustaz Abdul Somad sempat dideportasi dari Singapura pada Mei 2022. Pemerintah Singapura melakukan hal itu karena menilai UAS, sapaan akrab pendakwah tersebut, menyebarkan paham radikalisme.
Saat berbincang dengan Daniel Mananta, Ustaz Abdul Somad berpendapat bahwa radikalisme bisa terjadi di agama apa pun.
"Setiap agama, setiap aliran, ada kelompok ekstrimnya. Kajilah semua," kata UAS dalam podcast yang tayang pada Rabu (31/8/2022).
Hanya saja, lanjut UAS, oknum radikal yang ada di setiap agama bukan cerminan semua umat dalam agama tersebut. Dia lantas bicara soal kasih sayang sesama umat manusia.
Baca Juga: UAS Jawab Soal Ada Jin Kafir di Salib Yesus Pada Daniel Mananta, Ending Bikin Adem
"Tapi apakah kita bisa sweeping? Hanya karena satu digigit semut, lalu kita bakar satu pohon? Semua semut salah? Itu tidak adil. Di mana rasa letak kasih sayang kita. Kita musti pilah dulu," kata UAS.
Ustaz Abdul Somad juga mendengar apabila dirinya dikatakan radikal, mengajarkan kekerasan, dan memancung kepala orang yang tidak satu keyakinan dengannya. "Kajilah. Tontonlah videonya (UAS) dari A sampai Z. Jangan tonton potongan," ujar UAS.
"Lalu kemudian datangi kampungnya (UAS). Lihat, lihat siapa saja temannya. Dia pernah nggak bertetangga dengan non muslim," katanya lagi.
Untuk membuktikan dirinya tidak radikal seperti yang dibicarakan, Ustaz Abdul Somad membicarakan teman masa kecilnya. Meski temannya beragama non muslim, UAS mengaku masih berteman baik hingga sekarang.
"Dalam perjalan ke sini, WA masuk 'Mad, tolong kirim Abang bingkisan. Masa Abangku saja yang dapat bingkisan'. Non muslim, tetangga kecil saya, sahabat saya," kata Ustaz Abdul Somad.
Baca Juga: Masa Kecil Tak Bersama Ibunya, UAS : Ada Rencana Tuhan Lebih Indah
Kontributor : Neressa Prahastiwi