Suara.com - Susan Sameh sempat punya pengalaman kurang menyenangkan dalam perjalanan kariernya sebagai aktris.
Dalam kerja sama dengan salah satu rumah produksi untuk penggarapan sebuah film, Susan Sameh ternyata pernah jadi korban pelecehan seksual.
Tidak dijelaskan secara rinci oleh Susan Sameh pelaku pelecehan seksual berasal dari rumah produksi mana. Ia hanya berkata bahwa ada lebih dari satu pelaku yang melakukan tindakan tidak terpuji itu.
Susan Sameh sendiri sempat tertekan secara psikis setelah tahu rasanya dilecehkan oleh lawan jenis. Namun kabarnya, hal itu tidak berlangsung lama.
Baca Juga: Interview: Zara Leola Soal Karier Hingga Privilege Jadi Anak Enda Ungu
Lantas seperti apa perjuangan Susan Sameh untuk berdamai dengan diri sendiri setelah mengalami pelecehan seksual? Benarkah ia sempat ingin mundur dari panggung hiburan?
Berikut hasil wawancara dengan perempuan 25 tahun tersebut.
Kamu katanya sempat mau vakum dan pulang ke Mesir gara-gara dilecehkan saat syuting ?
Nggak sih. Aku tuh memang rutin setahun sekali harus pulang ke Mesir, karena aku harus ketemu papi aku, semua harus aku temuin. Kebetulan karena kemarin Covid, jadi nggak sempat untuk datang ke Mesir.
Mumpung aku sudah padatin selama Covid dengan syuting terus dua tahun, sekarang aku bilang sama manajer aku, 'Kayaknya kita harus libur 4 atau 5 bulan deh', untuk aku ketemu keluarga di sana.
Baca Juga: Interview: Ojan Sisitipsi, Musisi yang Lahir dengan Kondisi Autis dan Aktif Konsumsi Psikotropika
Berarti kamu pulang ke Mesir hanya jenguk keluarga?
Ya seenggaknya aku bisa sekalian ketemu ke makam nenek kakek aku. Kan nenek kakek aku meninggal pada saat Covid, jadi aku nggak bisa datang.
Jadi masih akan tetap berkarier di Indonesia?
Kalau buat vakum dari dunia entertainment, nggak sih. Bukan karena ada pelecehan seksual jadi berhenti juga kan. Dengan aku mengalami pelecehan seksual di lokasi syuting, bukan berarti aku yang malah jadi nge-down dan stop. Malah yang kayak gitu harus kita lawan. Kita yang harus punya sikap bahwa nggak boleh ada yang kayak gitu, jadi jangan kitanya yang kalah.
Memangnya kamu nggak trauma sama kejadian semacam itu?
Trauma sih nggak ya. Aku 3 hari doang waktu itu nggak bisa ngomong di lokasi syuting.
Apa yang bikin kamu sempat nggak mau ngomong?
Ya habis benar-benar merasakan gitu kan, 'Oh, ternyata kayak gini ya dilecehkan'. Bingung mau ngomongnya gimana, orang akan nyalahin aku apa nggak. Terus pada saat aku ngomong, orang akan percaya sama aku nggak ya. Nggak ada bukti, mau dilihat CCTV juga ternyata mati.
Titik bangkitnya seorang Susan Sameh dari mana?
Ya sudah kan, paling tidak aku sudah ngomong. Orang mau percaya apa nggak, silakan. Yang pasti mereka sudah tahu kenapa aku sikapnya berubah, jadi insecure. Mereka harusnya sudah tahu.
Saat kejadian itu kamu lagi ngapain?
Waktu itu aku di lokasi syuting baru selesai take, aku lagi jalan di lorong gitu dan di situ ada sekitar 5 sampai 6 orang ya, cowok-cowok kru gitu.
Kamu diapain sama mereka?
Sebenarnya nggak nyentuh atau gimana, cuma cat calling gitu, kayak manggil 'Si montok'. Jujur itu pertama kali aku ngerasa mental aku kena. Di situ aku mikir, oh ternyata gini ya jadi cewek-cewek yang alamin cat calling dan mereka sampai nggak bisa ngomong. Aku tuh dulu sempet kayak ah masa cat calling doang bisa sampai bikin insecure sih? Ternyata pas aku ngerasain sendiri itu nggak enak banget. Aku sampai merasa, aku salah pakai baju ya? Kenapa aku diginiin?
Waktu itu keluarga kamu tahu?
Jujur aku nggak nggak pernah cerita sama orang tua. Aku tuh nggak pernah cerita, karena mereka kan jauh di Mesir. Jadi mereka juga nggak tahu apa-apa soal ini.
Terus waktu itu kamu ngomong ke siapa?
Aku ngomong ke pihak dari PH tersebut dan aku bersyukur banget karena aku langsung diperhatiin dan ditindaklanjutin. Aku juga ngobrol sama psikiater.
Tindak lanjut ke pelaku dari rumah produksi apa?
Waktu itu kami sempat tindak lanjut, tapi nggak ketahuan pelakunya siapa saja. Waktu itu kami syuting di kantor yang tidak dipakai, jadi CCTV mati. Nggak ada juga yang tahu orangnya siapa, soalnya pas aku digituin, aku nunduk karena malu. Aku juga takut, beneran takut.
Mungkin kalau cuma dilecehin satu orang, aku bisa samperin, bisa langsung tegur. Tapi ini ada 6 sampai 7 orang yang ngebikin aku mikir, apa aku salah ya? Aku sampai bilang ke orang kostum buat minta ganti kostum. Tapi balik lagi, ini kan film, jadi nggak bisa juga aku minta ganti kostum.
Akhirnya ya aku speak up, karena aku pengin film aku bagus dan aku nggak pengin akting aku jadi setengah-setengah karena aku nggak percaya diri.
Jadi untuk saat ini, dari kamu sendiri seperti apa melihat kelanjutan kasus dugaan pelecehan seksual yang kamu alami?
Ya intinya sekarang aku bersyukur, sekarang sudah lebih ditegasin lagi. Mudah-mudahan nggak ada kejadian seperti itu lagi. Ternyata korbannya banyak loh.
Nggak bikin kamu trauma ambil kerjaan kan?
Kalau jadi picky untuk memilih sebenarnya itu kami kan juga nggak bisa milih. Kan nggak tahu nih dalamnya tiba-tiba ada pelecehan seksual. Baru tahunya pada saat sudah menjalankan.
Jadi aku bersyukur sekarang industri perfilman sudah sangat tegas. Jadi kalau ada yang melaporkan karena pelecehan seksual itu langsung ditindaklanjuti. Itu yang sekarang benar-benar ke aku jadinya kasih rasa aman.