Kisah Hidup Titin Sumarni, Bintang Film era 1950-an Pujaan Presiden Soekarno

Minggu, 28 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Kisah Hidup Titin Sumarni, Bintang Film era 1950-an Pujaan Presiden Soekarno
Industri film Indonesia pernah mencatat nama Titin Sumarni sebagai salah satu bintang film ternama. Ia dipuja banyak orang termasuk Presiden Soekarno. Namun kisah hidupnya berakhir tragis.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri perfilman Indonesia selalu dipenuhi oleh para bintang dari masa ke masa. Masing-masing bintang tersebut memiliki kisah dan cerita hidupnya sendiri.

Salah satu bintang film Indonesia yang sangat terkenal pada masanya adalah Titin Sumarni. Namanya mungkin masih terdengar asing di telinga kita. Namun ia adalah bintang film Indonesia yang sangat dipuja pada era 1950-an.

Parasnya yang cantik begitu memikat banyak orang. Kebesaran namanya bahkan samoai meninggalkan sejumlah bintang film lainnya, seperti Netty Herawati dan Elya Rossa. Tahi lalat di atas bibirnya sempat membuat Titin Sumarni dijuluki sebagai Marilyn Monroe Indonesia.

Di antara banyak orang yang mengidolakan, ada nama Ir Soekarno yang merupakan presiden Indonesia pertama.

Baca Juga: Heboh Kabar Bintang Film Harry Potter Tom Felton Peluk Islam, Ternyata Gara-gara Ini

Kisah Titin Sumarni

Titin Sumarni adalah perempuan kelahiran Surabaya pada 28 Desember 1930. Meski lahir di Jawa Timur, darah Sunda mengalir dalam tubuhnya yang diperoleh dari ibunya.

Titik kecil menghabiskan masa kanak-kanaknya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia senang mencoba hal-hal baru.

Karena memiliki paras yang cantik, pada tahun 1950-an ia berhasil menjadi bintang film Indonesia. Ketika itu ia baru berusia 19 tahun saat dikenalkan oleh Harun Al Rasyid kepada sutradara Rd. Arifin.

Melalui RD Arifin lah ia mulai terjun ke dunia hiburan Indonesia dengan menggaet Titin untuk membintangi film Seruni Laju.

Baca Juga: Cerita Soal Kehidupan Keluarganya, Nopek Novian Sebut Profesi Orang Tua Kandungnya

Karirnya langsung melejit ketika ia digandeng oleh salah satu studio film besar Persari untuk bermain dalam film Pengorbanan pada 1952 dan film Lagu Kenangan setahun kemudian.

Namanya makin melambung ketika Titin Sumarni membintangi sebuah film  berjudul Putri Solo yang dirilis pada 1953.

Setelah membintangi film Putri Solo, Titin lalu mendapatkan banyak tawaran di industri hiburan pada saat itu.

Seakan tak puas hanya menjadi bintang film, Titin sempat mendirikan studio filmnya sendiri dengan nama Titin Sumarni Motion Pictures pada 1954.

Dari studio film tersebut lahir sejumlah film diantaranya Putri dari Medan, Mertua Sinting, Tengah Malam, Sampah dan Saidjah Putri Pantai.

Kehidupan pribadinya

Dalam kehidupan pribadinya, diketahui Titin SUmarni sudah menikah sebelum ia terjun ke dunia film. Pada 1948 Titin menikah dengan seorang pegawai Jawatan Perekonomian Tasikmalaya bernama Moestari.

Ketika menikah, Titin baru menginjak usia 16 tahun, sementara Moestari berusia 32 tahun. Dari pernikahannya dengan Moestari, Titin memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Tommy Sjarief.

Namun pernikahannya dengan Moestari kandas di tengah jalan. Ia lantas bercerai dan menikah lagi dengan seorang pengusaha kaya raya dari Sulawesi Utara bernama Saerang.

Setelah menikah untuk kedua kalinya, kehidupan Titin bukannya membaik. Bahkan pernikahannya dengan Saerang disebut-sebut sebagai awal dari kehancuran kehidupan Titin.

Akhir hayat Titin Sumarni

Setelah pernikahannya yang kedua, nama Titin hilang bak ditelan bumi. Namun pada 1959, publik tiba-tiba digegerkan dengan pemberitaan di media yang menyebutkan Titin ditemukan di Kota Bandung dalam keadaan depresi.

Dan pada 4 Juli 1966, Harian Selecta menyebut, Titin depresi karena gagal menggugat seorang pengusaha bernama Muhammad Jahja Ali. Bersama pengusaha tersebut, Titin disebut terlibat skandal seks hingga ia mengandung anaknya.

Dan pada 13 Mei 1966, Titin menyatakan meninggal dunia. Kematiannya yang secara tiba-tiba membuat publik curiga. Akhirnya penyebab kematian Titin diungkap oleh dokter yang menangani Titin, yakni Benjamin K. Supit.

Ia mengatakan, Titin meninggal dunia akibat keracunan makanan, setela Titin menyantap makanan yang diberikan dari seseorang.

Namun tak sampai 12 jam, Supit meralat pernyataan tersebut dan kepolisian langsung mengeluarkan rilis resmi mengenai kematian sang akris.

“Sebab kematian Titin Sumarni, bukan karena keracunan tapi akibat komplikasi antara penyakit lama yang dideritanya dengan serangan buang air terus menerus,” tulis Harian Selecta, pada 13 Juni 1966.

Titin Sumarni meninggal dunia pada usia 38 tahun. Artis film yang sebelumnya sempat dipuja banyak orang, termasuk presiden Soekarno, meninggal dunia dalam keadaan sendiri, tanpa keluarga, tanpa pasangan dan tanpa harta.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI