Suara.com - Lagu dangdut koplo, Ojo Dibandingke saat ini tengah viral setelah Farel Prayoga menyanyikannya setelah upacara bendera kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77, di Istana Negara. Rabu (17/8/2022).
Lagu itu viral karena para tamu yang hadir mulai dari menteri, ibu negara bergoyang saat Farel Prayoga membawakan lagu tersebut.
Di balik kepopuleran lagu tersebut ada sosok Abah Lala yang merupakan pencipta lagu tersebut. Lelaki asal Boyolali ini bukan orang baru di belantika musik dangdut koplo. Beberapa lagu populer seperti Cendol Dawet menjadi salah satu lagu yang sempat diciptakannya.
Lantas siapa sebenarnya Abah Lala? Berikut ulasannya yang telah dihimpun dari berbagai sumber:
1. Biodata Abah Lala

Abah Lala memiliki nama asli Agus Purwanto, ia merupakan pria kelahiran 24 Oktober 1986 di Boyolali. Abah Lala berusia 35 tahun dan pada Oktober nanti usianya akan genap 36 tahun. Nama panggungnya sendiri didapatkannya secara tidak sengaja. Kala itu, ia tengah berkomunikasi dengan temannya dengan handy talky (HT) dan secara asal menyebut nama Lala sebagai nama aslinya. Alasan penggunaan Lala sebagai namanya juga cukup unik. Pasalnya kala itu ia tengah menonton Teletubbies, di mana salah satu karakternya bernama Lala. Sejak saat itu, ia pun dipanggil dengan nama panggung Abah Lala.
2. Kehidupan Pribadi

Sebelum tenar dan menjadi musisi, Abah Lala merupakan seorang pekerja migran Indonesia. Tak hanya pernah bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di negeri orang, Abah Lala juga merupakan seorang petani ladang. Siapa sangka kini, ia menjadi salah satu musisi yang dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan lagunya dinyanyikan langsung di Istana Negara dan didengar di seluruh penjuru negeri.
3. Perjalanan Karier

Abah Lala sudah menggeluti dunia musik sejak tahun 2009 silam. Ia merupakan seorang seniman Gedruk yaitu tarian tradisional Boyolali. Ia kemudian melebarkan kariernya menjadi penyanyi di grup Gedruk yang ia ikuti yaitu SALEHO. Saat ia menjadi ketua, Abah Lala sukses membawa grupnya itu tampil di luar negeri untuk mengenalkan tarian kampung halamannya tersebut. Abah Lala kemudian mendirikan sebuah Orkes Melayu (OM) yang bernama MG 86. Kerennya, MG 86 beranggotakan para mantan TKI dan petani ladang seperti dirinya. Orkes bentukannya kini menjadi ladang rezeki bagi dirinya dan anak buahnya.