Suara.com - Frank Hutapea membicarakan keberanian sang ayah, Hotman Paris Hutapea, dalam berkomentar atau melawan kasus yang sedang viral di Indonesia. Namun menurut Frank, Hotman Paris sebenarnya bukan orang yang suka ikut campur.
"Dia enggak pernah ganggu hidup orang, cuma dia enggak tahu kalau ada orang munafik. Akhirnya speak up," ujar Frank Hutapea saat berbincang di kanal YouTube Melaney Ricardo yang diunggah Selasa (16/8/2022).
Karena keberanian Hotman Paris, Frank Hutapea blak-blakan takut. "(Deg-degan) Banget. Jadi kadang-kadang (menurut Frank), enggak perlu semua diomongin, enggak perlu semua diviralin. Itu nambah musuh," kata Frank Hutapea.
Tidak hanya Hotman Paris, keselamatan keluarga dan dirinya sendiri dikhawatirkan Frank Hutapea. Keselamatan keluarga dirasa Frank cukup berbahaya apabila orang yang dikritik Hotman merasa sakit hati.
Baca Juga: Profil Dita Johard, Finalis Miss Popular 2022 plus Aspri Hotman Paris
"Bukan deg-degan dia (Hotman Paris). Gue yang deg-degan. Karena gue lebih (sering) pergi daripada dia," imbuh Frank Hutapea.
"(Takut sama orang yang) kurang setuju atau yang pihak lawan dari hal yang diviralin. Sudah bukan urusan kita, kita kena dampaknya. Bisa saja orang yang sakit hati, orang yang dirugikan dari hal yang dia viralkan," ucap anak pertama Hotman Paris tersebut.
Selain itu, Frank Hutapea juga geregetan dengan pengguna media sosial yang suka meminta Hotman Paris ikut mengomentari kasus viral. Oleh sebab itu, Frank yang sudah pernah menegur sang ayah merasa usahanya sia-sia.
"Iya (pernah menegur Hotman). Cuma kadang-kadang susah. Banyak orang minta dia berkomentar (karena tau Hotman Paris berani). Sehari dua hari (dibiarkan), seminggu gatel juga akhirnya komentar," kata Frank Hutapea.
Terlepas dari itu semua, Hotman Paris sebenarnya adalah sosok yang sama seperti penilaian masyarakat luas. "Dia (Hotman Paris) itu melihat binatang dipotong aja enggak bisa. Jadi memang hatinya, dia enggak suka lihat orang dikerjain," tutur Frank Hutapea.
Baca Juga: Putra Hotman Paris, Frank Hutapea Pernah Depresi Akibat Merasa Tak Sekaya Teman-temannya
Kontributor : Neressa Prahastiwi