Suara.com - Keputusan keluarga membawa jenazah Eddy Gombloh ke Jakarta bukan tanpa sebab. Mereka mengikuti wasiat Eddy sebelum meninggal dunia.
"Almarhum minta dimakamin di sini," ujar istri Eddy Gombloh, Tina Tubalu usai pemakaman di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Tina Tubalu juga menerangkan bahwa Eddy Gombloh ingin dimakamkan di Jakarta agar bisa bersatu lagi dengan mendiang anak keduanya Yoseno Raharjo.
"Jadi ini (makam) ditumpuk sama anaknya. Makanya kami dari Jogya langsung ke sini," tutur Tina Tubalu.
Baca Juga: Eddy Gombloh Terserang Penyakit Komplikasi Usai Sembuh dari Covid-19
Selain minta dimakamkan bersama anak keduanya, keinginan Eddy Gombloh lainnya sebelum meninggal adalah bertemu sang putri bungsu, Ayudina, yang tinggal di Belanda.
"Anak keempat beliau kan di Belanda, jadi beliau minta anaknya ini pulang," kata Tina Tubalu.
Keinginan Edy Gombloh ini terwujud. Ayudina pulang dan sempat menemui sang ayah sebelum meninggal.
"Jadi pas anaknya pulang, beliau ini sempat buka mata. Tadinya kan sudah nggak buka mata. Terus pas anaknya pulang, beliau langsung buka mata. Anaknya bilang i love you, dia bilang i love you too," ujar Tina.
Setelah bertemu putri bungsunya, Eddy Gombloh langsung memejamkan mata lagi dan berpulang untuk selamanya.
Baca Juga: Kondisi Eddy Gombloh Sebelum Meninggal Usai Kena Covid-19: Jantungnya Bengkak
Eddy Gombloh meninggal dunia di Yogyakarta pada 4 Agustus 2022. Menurut keterangan keluarga, Eddy menghembuskan napas terakhir karena henti jantung akibat komplikasi.
"Komplikasinya ini setelah dia kena Covid-19," ucap Tina Tubalu.
Sebelum kena komplikasi penyakit, Eddy Gombloh sudah lebih dulu mengalami gangguan jantung.