Suara.com - Meninggalnya Eddy Gombloh meninggalkan duka mendalam untuk salah satu sahabatnya, Polo. Ia yang sudah menganggap sang aktor sebagai guru, tak kuasa menahan kesedihan atas berita duka ini.
Polo menerangkan, Eddy Gombloh adalah sosok yang mengajaknya terjun ke dunia entertainment saat mengawali karier. Mereka bahkan membentuk grup bersama almarhum Mamiek dan Suci Cerewet.
Komunikasi terakhir Polo dengan Eddy Gombloh terjadi sebulan lalu. Mereka melakukan video call lantaran bintang film Tarsan Kota itu tinggal di Yogyakarta.
"Komunikasi lancar, tanya kabar, Tapi kondisinya sudah berada di tempat tidur," kata Polo saat dihubungi awak media, Kamis (4/8/2022).
Baca Juga: Jenazah Eddy Gombloh Dimakamkan di Jakarta Besok
Mengenai penyebab wafatnya Eddy Gombloh, Polo tidak mengetahui secara detail. Tapi ia menduga ada diabetes yang diidap aktor 80 tahun itu.
"Kayaknya ada diabetes," ujarnya singkat.
Bagi Polo, Eddy Gombloh bukan hanya guru, tapi juga aktor legendaris yang menghibur masyarakat sejak kemunculannya.
"Karena beliau artis senior, siapa yang nggak kenal Eddy Gombloh," terang personel dari grup lawak Srimulat ini.
Menurut Polo, salah satu yang membuat sosok Eddy Gombloh menjadi legendaris karena karakternya saat berakting. Ini yang menjadi keunikan dari aktor yang sudah memainkan lebih dari 30 film sejak 1971.
Baca Juga: Pelawak Senior Eddy Gombloh Meninggal Dunia
Bicara soal kariernya, Eddy Gombloh mulai debut sebagai aktor film saat membintangi Djembatan Emas. Aktingnya sebagai orang lugu pun membuatnya laris membintangi film di era 70 hingga 80'an.
Sejumlah film seperti Samson Betawi (1975), Inem Nyonya Besar(1977) serta banyak proyek lain, membuat namanya makin melambung. Sementara film terakhir yang dimainkan Eddy Gombloh berjudul Ekspedisi Harta Karun pada 1990.