Infografis
Suara.com - Cantik dan anggun tak perlu mahal. Inilah yang dibuktikan Dian Sastro dalam penampilannya berkebaya.
Dian Sastro menerangkan baju yang dipakainya itu tidak sampai ratusan ribu. Bahkan untuk membelinya saja, cukup di online shop.
![Dian Sastro tampil anggun dengan kebaya [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/29/21145-dian-sastro-tampil-anggun-dengan-kebaya-suaracomrena-pangesti.jpg)
"Kebaya yang aku pakai sekarang, jujur harganya Rp 55.000," kata Dian Sastro ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat pada Jumat (28/7/2022).
Kendati mengenakan kebaya dengan harga terjangkau, Dian Sastro tetap terlihat anggun. Busana berwarna hijau kekuningan itu dipadukan dengan selendang berwarna pink.
Baca Juga: 9 Potret Arsy Hermansyah Berkebaya di Amerika
"Jadi, tidak ada lagi alasan kalau kebaya itu sesuatu yang menguras dompet kita," ujar bintang film Ada Apa Dengan Cinta? tersebut.
![Dian Sastro tampil anggun dengan kebaya [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/29/16610-dian-sastro-tampil-anggun-dengan-kebaya-suaracomrena-pangesti.jpg)
Dian Sastro juga mau mengajak siapapun untuk bangga berkebaya. Sebab busana tersebut kini tidak hanya secara khusus digunakan untuk acara formal.
"Kebaya itu bisa kita gunakan untuk aktivitas sehari-hari. Nggak perlu juga wah atau mewah, terpenting nyaman," katanya.
Selain menumbuhkan rasa bangga terhadap penggunaan kebaya, Dian Sastro ingin agar busana tersebut dicatat sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO.
Lewat gerakan 'Kebaya goes to UNESCO', Dian Sastro mendukung langkah Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Tradisikebaya.id dalam mengkampanyekan busana ini di kancah internasional.
Baca Juga: Menikah dengan Teman Kampusnya, Mutiara Annisa Baswedan Cantik Kenakan Busana Adat Jawa
Beberapa cara bisa dilakukan seperti memakai kebaya dan mengunggahnya di website.
"Saya mengajak kepada seluruh perempuan, untuk berpartisipasi ke dalam pengajuan kebaya yang akan kita usulkan ke UNESCO," ujar Meita Pratiwi, Deputi Pengembangan Usaha, Kerjasama dan Pemasaran PANDI.
