Suara.com - Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang dikenal sebagai Noe Letto mengungkap dirinya pernah menjadi seorang ateis. Minimnya pengetahuan menjadi alasannya tak mempercayai agama tertentu.
"Saya pernah ateis dalam keadaan sadar," kata Noe Letto dikutip dari YouTube Cahaya untuk Indonesia.
"Saya melihat daging di badan saya, ini mililk saya atau bukan? Oh ternyata dari luar. Saya makan, jadi daging ke tubuh saya. Semua yang saya miliki adalah saya akuisisi. Dari sampean (Tuhan) itu yang mana? Makanya saya kemudian me-riset semua,” sambungnya menjelaskan segalanya dengan logika saat itu.
Baginya, agama dan keyakinan adalah sesuatu yang harus dipilih secara sadar, bukan dari keturunan. Sempat tinggal di Kanada dan menjadi gelandangan, menjadi cara Tuhan menunjukkan jalan padanya.
Baca Juga: Pantulan Wajah Lesti Kejora Saat Dipijat Kretek Bikin Netizen Ketakutan
"Saya waktu itu sempat jadi gelandangan cukup lama di luar (negeri), daripada mati tak mampir di masjid, itu urusan survival, bukan mau masuk Islam ya, karena kan di Indonesia banyak yang numpang di masjid, masjid di Kanada saat itu masjid lumayan besar," jelasnya.
"Saya bilang numpang tidur di sini boleh? Oh boleh. Dikasih kasur lipet dan bantal, tapi disuruh bantu-bantu, tapi di situ ada kesempatan, saya jadi ikut kajian," imbuhnya lagi.
Tinggal di masjid cukup lama, Noe mulai mendengarkan kajian yang dipimpin seorang Syekh. Suatu hari ia penasaran bertanya soal setan dan agama, jika ia mendapat penjelasan logis, ia akan percaya pada Islam.
"Saya bertanya kepada Syekh. Benar nggak Tuhan maha adil? Benar katanya. Setan masuk neraka benar? Benar, Setan berkembang biak benar. Karena saya melihat agama adalah sebuah sistem, syarat sistem harus valid, tidak ada yang berlawanan. Tidak ada pernyataan yang berlawanan," terangnya.
Baca Juga: 9 Nama Asli Penyanyi Indonesia yang Jarang Diketahui
Noe Letto penasaran, ketika setan berkembang biak, punya anak kemudian satu detik kiamat dan belum melakukan dosa apapun, bagaimana nasibnya. Dia penasaran apakah anak setan itu masuk neraka atau surga.
"Kalau dia jawab masuk surga berarti Tuhan salah statment setan masuk neraka dan kalau dia masuk neraka nggak adil dia belum melakukan dosa apapun," kata Noe Letto.
Syekh itu pun menjawab pertanyaan Noe Letto dengan logis. Sebab jawaban Syekh tersebut menurut Noe membuatnya tertampar dan kemudian berpikir soal agama.
“Yang membuat saya masuk Islam adalah jawaban dari Syekh. Karena jawaban dia menggunakan yang logic," kata Noe.
"Dia jawab, setan berkembang biaknya seperti apa? saya nggak tahu. Seandainya setan berkembang biaknya membelah diri gimana? Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya di situ, berati kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki," pungkasnya.