Suara.com - Nama Ponari, dukun cilik asal Jombang, Jawa Timur, sempat viral sekitar 2009. Sosoknya heboh dicari-cari karena konon dia dapat menyembuhkan orang sakit dengan batu ajaib yang dimilikinya.
Cara Ponari menyembuhkan orang sakit dahulu cukup unik. Dulu, ia mencelupkan batu petir -sebutan batu Ponari- ke air minum yang dibawa masing-masing pasien. Pasien yang datang pun dari berbagai penjuru Tanah Air dan tak segan membayar mahal karena batu ponari itu dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Kini, hal itu hanya sebatas legenda masa lalu. 13 tahun berlalu, Ponari yang kini sudah tumbuh dewasa tak lagi seterkenal dahulu. Bahkan, sejak 2011, keviralan batu Ponari sudah meredup.
"Sampai 2011 sudah mulai sepi," ujar Ponari dikutip dari YouTube Ric Snt, yang diunggah Selasa (28/6/2022).
Baca Juga: Viral, Batu Mirip Kepala di Mustikajaya Jadi Perdebatan Publik: Seperti Fenomena Batu Ponari
Berikut potret terbaru Ponari yang sudah dewasa.
1. Ponari Sudah Menikah
Pada 2019, Ponari mempersunting kekasihnya, Aminatuz Zuroh. Dari pernikahannya itu, Ponari sudah memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil.
2. Ponari Masih Tinggal di Jombang
Ponari masih tinggal di sebuah desa Balungsari, Jombang, Jawa Timur. Ia tinggal bersama Ibu dan keluarga kecilnya.
3. Pasien Ponari Berhenti Datang, 2 Tahun Setelah Keviralannya
Ponari mengaku saat ia masih kecil, 2009 silam, ia tak henti melayani para pasien yang ingin mencelupkan batunya ke air minumannya. Namun, warga mulai sepi mendatanginya di 2011 dan Ponari juga belum begitu paham kala itu.
4. Ponari Jadi Buruh Pabrik hingga Membersihkan Kotoran Ayam
Ponari yang beranjak dewasa mulai mencari pekerjaan saat batu ajaibnya sudah tak bisa menghasilkan uang lagi. Berbagai pekerjaan ia lakoni.
Mulai dari buruh pabrik yang dibayar Rp 23 ribu perhari, hingga membersihkan kotoran ayam yang berupah Rp 300 ribu sebulan.
5. Ponari Belajar Stand Up
Ponari yang sudah dewasa sempat diajak Stand Up di komunitas Standup Indo Malang. Diajak oleh kawannya, Firman, hal itu ia lakukan untuk mengisi pekerjaannya. Menurut Firman, fenomena Ponari dulu bisa dijadikan bahan yang baik untuk menertawakan diri sendiri.