Suara.com - Spin-off dari serial populer La Casa de Papel (Inggris: Money Heist) yang berjudul Money Heist: Korea-Joint Economic Area telah memeriahkan Netflix dan menggaet segudang penonton.
Adapun series tersebut merupakan remake dari Money Heist yang mengusung lokasi baru yakni Korea Selatan sebagai pengganti latar series aslinya yang menggunakan lokasi Spanyol.
Money Heist: Korea-Joint Economic Area sudah dapat ditonton oleh pengguna Netflix sejak Jumat (24/6/2022) kemarin.
Ternyata, series tersebut tidak hanya mengubah latar lokasi namun juga menyertakan unsur-unsur sosio-politik sebagai angin segar dari series aslinya.
Baca Juga: 9 Pemeran Money Heist: Korea - Joint Economic Area yang Plek Ketiplek sama Karakter La Casa de Papel
Lantas, seperti apa fakta-fakta unik lainnya yang menyelimuti series tersebut? Simak daftar fakta unik Money Heist: Korea - Joint Economic Area.
1. Kreator asli Money Heist ikut dalam penulisan cerita
Sosok penulis cerita Money Heist versi asli, Alex Pina juga terlibat dalam penulisan cerita. Usai menggarap cerita Money Heist versi asli hingga rampung, Pina membawa skenario baru cerita perampokan yang mengganti latar menjadi Korea dan menggambarkan kembali tokoh-tokoh dari series aslinya.
Pina bekerja sama dengan Kim Hwan Chae, Choe Sung Jun dan Ryu Yong Jae dalam menyusun cerita dan memperoleh credits sebagai produser eksekutif di episode pertama
2. Usung latar sosio-politik Korea
Baca Juga: Hore! Alice in Borderland 2 Siap Tayang Tahun Ini
Series tersebut mengusung sebuah latar baru dengan mengangkat gejolak politik di semenanjung Korea. Adapun cerita mengusung skenario reunifikasi atau bersatunya kembali Korea Utara dengan Korea Selatan usai bertahun-tahun terpecah karena Perang Dingin.
3. Menggambarkan kembali tokoh asli Money Heist
Money Heist: Korea-Joint Economic Area kembali menampilkan tokoh-tokoh yang ada di serial aslinya. Tokoh-tokoh seperti The Professor, Tokyo, Berlin, Moskow, dan perampok lainnya yang menggunakan nama samaran kota-kota besar di dunia.
Meski menggunakan alias yang sama, terdapat beberapa perbedaan karakter perampok dengan versi aslinya, salah satunya adalah Tokyo.
Berbeda dengan di 'versi Spanyol,' Tokyo di Money Heist: Korea-Joint Economic Area tidak digambarkan sebagai gadis liar yang gemar mencari masalah, tetapi hanya seorang gadis biasa yang ingin keluar dari jeratan kondisi ekonomi yang membuat dirinya dan keluarganya menderita.
4. Makna di balik topeng perampok
Berbeda dengan topeng wajah pelukis Salvador Dali di 'versi Spanyol,' perampok di Money Heist: Korea-Joint Economic Area mengenakan topeng tradisional Korea.
Topeng tersebut berasal dari daerah Andong, Korea Selatan yang beranama Hahoe.
5. Para perampok memakai dialek unik orang Korea
Penonton yang tinggal lama di Korea Selatan akan familier dengan aksen dan dialek yang digunakan oleh para perampok di serial tersebut. Mereka berbicara dengan dialek (satoori) yang khas dari masing-masing daerah di semenanjung Korea.
Misalnya, tokoh Berlin yang berasal dari Korea Utara memakai satoori orang utara, sedangkan Moskow memakai satoori orang Gyeongsang.
Usut punya usut, produser mendatangkan pelatih agar para pemain bisa berbicara sesuai dengan dialek tokoh masing-masing.
Itulah 5 fakta unik dari Money Heist 'versi Korea.' Kamu dapat menonton serial tersebut langsung di Netflix. Selamat menonton!
Kontributor : Armand Ilham