Curhat Ndarboy ke Moeldoko soal Perlindungan Hak Musisi dan Pencipta Lagu

Ferry Noviandi Suara.Com
Rabu, 22 Juni 2022 | 03:15 WIB
Curhat Ndarboy ke Moeldoko soal Perlindungan Hak Musisi dan Pencipta Lagu
Moeldoko berbicang serius tapi santai dengan Ndarboy, Paksi Raras Alit, dan Alit Jabang Bayi di podcast-nya.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko rupanya memiliki kepedulian terhadap dunia seni. Moledoko yang belakangan aktif di kanal YouTube-nya, kali ini mengundang secara khusus tamu dari seniman yang diwakili penyanyi Ndarboy dan sutradara, penulis sekaligus pegiat sastra dan budaya, Paksi Raras Alit.

Ndarboy yang populer denga lagu Mendung Tanpo Udan menyoroti soal fenomena musisi cover yang semakin ramai. Ia melihat, fenomena ini ada sisi baik, tapi juga ada buruknya.

Penyanyi pop dangdut Ndarboy meluncurkan album Cidro Asmoro di Yogyakarta, Minggu (19/12/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]
Penyanyi pop dangdut Ndarboy meluncurkan album Cidro Asmoro di Yogyakarta, Minggu (19/12/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Untuk para musisi cover, hal ini tentu saja menguntungkan. Karena dengan menyanyikan lagu-lagu dari musisi yang sudah populer, mereka ikutan menangguk untung. Sementara untuk para pencipta lagu atau si pemilik lagu, fenomna ini dibutuhkan payung hukum yang jelas. Sebagai pemilik lagu, mereka juga berhak menikmati keuntungan dari hasil cover lagu tersebut.

"Mengenai pengcoveran lagu, mungkin butuh undang-undang, jadi kita bisa maju somasi dengan hukum yang berlaku di indonesia. Artinya sebuah karya itu kan intelektual juga," kata Ndarboy di kanal YouTube Moeldoko.

Baca Juga: Festival Suara, Platform untuk Memudahkan Artis atau Kreator Mengcover Lagu

"Sebetulnya seorang pencipta yang bagus itu juga harus bisa mendeliverykan ke lembaga seperti WAMI (Wahana Musik Indonesia). Jadi bisa kolaborasi, di mana lagu kita dinyanyikan oleh orang lain untuk dijadikan konten, dan itu dapat sinkronisasi sama publisher," kata Ndarboy menambahkan.

Keterangan Foto: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (KSP)
Keterangan Foto: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (KSP)

Menurut Ndarboy gertak di media sosial atau somasi secara lisan, hanya menghasilkan rembuk kekeluargaan. Sehingga menurutnya, perlu diatur dengan undang-undang agar bisa dikolaborasikan dengan WAMI pun bisa lebih transparasi lagi.

"Musisi itu kalau menciptakan lagu hanya bisa membuat finger printnya pakai jari. Kalau ada orang yang memakai lagu kita, kita dapat cuma 2-4 persen. Dan ternyata sekarang ada yang lebih marak lagi Pak, jadi judulnya diganti seperti Mendung Tanpa Udan satu, dua dan seterusnya," imbuh Ndarboy.

Sedangkan Paksi Raras Alit mengatakan kalau pandemi ini telah menghambat ruang gerak para seniman tradisional untuk berekspresi. Lebih parah lagi, karena tidak semua seniman tradisional melek teknologi.

Paksi Raras Alit [Instagram]
Paksi Raras Alit [Instagram]

"Untuk teman-yang bisa merekayasa produk-produk seninya seperti Mas Ndarboy, menemukan peluang baru dengan menunjukan pertunjukan virtual, panggung virtual, kemudian mengoptimalisasi Youtube dan Spotify," tutur Paksi.

Baca Juga: Andika Kangen Band Sentil Musisi Cover: Yang Bikin Lagu Itu Sampai Begadang

"Namun pada akhirnya ada keluhan lagi bahwa tidak semua seniman berbakat dagang juga. Jadi di satu sisi kita menemukan teman-teman yang beranggapan pandemi menjadi berkah karena bisa memanfaatkan teknologi, dan yang lainnya yang belum bisa memanfaatkan teknologi yang perlu didiskusikan lagi," ujar Paksi melanjutkan.

Semua masalah yang disampaikan oleh para seniman, menjadi perhatian serius Moeldoko. Terkait pengcoveran lagu yang berdampak terhadap rolayti, Moeldoko berjanji akan membicakan masalah ini kepada Pemerintah.

"Terkait pengcoveran lagi yang belum dilindungi oleh undang-undang, ini juga bisa saya bicarakan di technocratik Pemerintah. Karena mau tidak mau memang harus ada sebuah apresiasi, karena orang membuat prestasi itu bukan begitu saja datang, ada sebuah upaya dan effort yang kuat ini perlu dihargai," ucap Moeldoko.

"Saya juga memahami bagaimana seniman-seniman muda perlu lebih kreatif agar bisa survive, dan saya sangat peduli dengan kondisi para musisi-musisi kita," kata Moeldoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI