Suara.com - Kasidah (qasidah, qasida) merupakan bentuk syair epik kesusastraan Arab yang dinyanyikan. Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam dengan lagu-lagunya banyak kandungan unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.
Biasanya lagu-lagu kasidah dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi rebana. Sementara itu lagu kasidah modern liriknya juga dibuat dalam bahasa Indonesia selain Arab. Yuk simak sejarah musik kasidah berikut ini.

Apa Itu Kasidah?
Kasidah berasal dari bahasa Arab yang artinya nyanyian dengan syair-syair bertemakan agama Islam atau dakwah Islam. Dalam kesenian kasidah, biasanya alat musik yang digunakan adalah rebana dan krecek.
Kasidah terdiri dari 5 atau 6 orang dalam memainkan berbagai alat musik dari yang kecil hingga rebana yang besar ditambah dengan alat kecrek. Pada perkembangan berikutnya, kasidah dapat dimainkan menggunakan alat kesenian lainnya sesuai dengan keterampilan seniman itu sendiri.

Sejarah dan Perkembangan Kasidah
Seni kasidah lahir bersamaan dengan kelahiran Islam. Kasidah pertama kali muncul ditampilkan oleh kaum Anshar dalam perjalanan hijrah dari tanah kelahirannya (Makkah) ke Yatsrib (Madinah).
Ketika itu kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi serta menyanyikan lagu-lagu pujian diiringi dengan lantunan musik rebana. Lagu-lagu sanjungan tersebut melegenda hingga saat ini menjadi lagu klasik serta masih dapat dinikmati hingga sekarang.
Selain itu seni kasidah pun biasa digunakan pada acara Marhaban yakni acara menyambut kelahiran bayi serta acara syukuran bayi berusia 40 hari dan pada hari besar Islam lainnya.
Baca Juga: Profil Nasida Ria, Grup Kasidah Asal Semarang Yang Tampil di Jerman
Beda dari jenis musik yang datang dalam budaya Indonesia, kasidah merupakan kesenian yang diapresiasi oleh kalangan ulama dan pesantren.