5 Film Lokal Indonesia Tentang LGBT, Berani Dobrak Standar Pasar

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2022 | 16:05 WIB
5 Film Lokal Indonesia Tentang LGBT, Berani Dobrak Standar Pasar
Film lokal Indonesia tentang LGBT - Film Arisan! [IMDb]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film terbaru Disney, Lightyear, baru-baru ini membikin gempar publik Indonesia. Film itu dikabarkan batal ditayangkan di sejumlah negara lantaran film tersebut dianggap mengampanyekan lesbian gay biseksual transgender queer (LGBTQ). Jauh sebelumnya, Indonesia ternyata punya film lokal tentang LGBTQ yang sudah berhasil tayang di bioskop loh.

Sedianya, Lightyear akan tayang perdana di bioskop Indonesia mulai Rabu (15/6/2022). Sejumlah negara Arab seperti Kuwait dan Arab Saudi juga melarang Lightyear tayang di negara mereka. Film itu dilarang karena menayangkan adegan ciuman sesama jenis. 

Meski LGBTQ masih belum sepenuhnya diterima seluruh elemen, faktanya Indonesia memiliki sejumlah film yang bertemakan LGBTQ. Para sineas film lokal berani mendobrak standar pasar dalam negeri melalui karyanya. Berikut daftar film lokal Indonesia tentang LGBTQ.

1. Arisan!

Baca Juga: Film Lightyear Dilarang Tayang di Arab Karena Tayangkan LGBT, Bagaimana Indonesia?

Film Arisan! [IMDb]
Film Arisan! [IMDb]

Nia Dinata merilis film Arisan! pada tahun 2003. Film itu sedikit banyak mengangkat popularitasnya hingga dikenal menjadi sineas handal saat ini. Arisan! Bercerita tentang tiga sahabat yang memiliki latar belakang berbeda. Mereka berusaha menunjukkan perbedaan dari hidup normalnya kala dipersatukan dalam klub arisan glamor. 

Hingga saat ini, Aisan! disebut-sebut sebagai film Indonesia bertema LGBT terbaik dengan torehan ragam penghargaan setelah dirilis. Film ini menggamit bintang seperti Tora Sudiro, Cut Mini, Surya Saputra hingga Aida Nurmala. Film semakin lengkap dengan keberadaan Joko Anwar sebagai penulis naskah.

2. Berbagi Suami

Film yang dirilis tahun 2006 ini terbagi atas tiga segmen yang masing-masing mengisahkan kehidupan perempuan istri dari pria yang poligami. Ada segmen yang menampilkan kisah Siti (Shanty) yang dinikahi oleh Pak Liknya yang sebenarnya sudah punya dua istri, yaitu Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka).

Menjelang akhir segmen, penonton akan disajikan dengan tema LGBT dalam film besutan Nia Dinata tersebut. Siti dan Dwi ternyata menjalin hubungan sesama jenis saat masih berstatus sebagai istrinya Pak Lik. Bahkan, mereka kabur dari rumah Pak Lik agar bisa hidup bahagia.

Baca Juga: Diskriminasi LGBT dalam Wacana RKUHP: Potret Negara Bhinneka dalam Menyikapi Keberagaman Orientasi Seksual

3. Coklat Stroberi

Coklat Stroberi berkisah tentang kehidupan dua mahasiswi bernama Key (Nadia Saphira) dan Citra (Marsha Timothy) yang kuliah di Jakarta. Mereka mengontrak sebuah rumah untuk tinggal bersama dan membayarnya dengan uang hasil kerja serabutan. Namun pendapatan mereka ternyata tidak cukup untuk membayar kontrakan sehingga diancam akan diusir oleh sang pemilik.

Untuk meringankan pembayaran kontrakan, Key dan Citra pun mengajak pemuda bernama Nesta (Nino Fernandez) dan Aldi (Marrio Merdhitia) untuk tinggal bersama. Key dan Citra pun menjadi suka dengan teman lelakinya. Namun, Nesta dan Aldi ternyata adalah sepasang kekasih sesama jenis.

4. Istana Kecantikan

Indonesia ternyata telah memproduksi film bertema LGBT sejak akhir 1980-an. Pada tahun 1988, ada film berjudul Istana Keantikan yang menggamit Mathias Muchus dan Nurul Arifin sebagai pemerannya. 

Film ini mengisahkan Siska (Nurul Arifin) yang dihamili oleh lelaki bernama Sumitro yang tidak mau bertanggung jawab. Sumitro mencari lelaki lain untuk dinikahi Siska. Pilihan pun jatuh kepada Niko (Mathias Muchus) yang disuruh segera menikah oleh orang tuanya.

Masalahnya, Niko adalah lelaki homoseksual. Dia punya pacar bernama Toni yang bekerja sebagai pegawai salon. Rahasia Niko pun kemudian terbongkar oleh Siska yang memergoki suaminya tersebut sedang berpacaran dengan Toni. Semakin rumit, Siska justru memanfaatkan hal itu untuk merebut hati Toni. 

Film ini ternyata mendapat apresiasi positif. Istana Kecantikan sukses meraih enam nominasi di Festival Film Indonesia 1988, termasuk untuk nominasi Film Terbaik.

5. Lovely Man

Lovely Man bercerita tentang seorag gadis pesantren bernama Cahaya (Raihaanun Moein). Dia pergi ke Jakarta untuk mencari ayahnya yang telah meninggalkannnya sejak dia kecil. 

Apa yang ditemukannya di Jakarta sungguh menyesakkan. Sang ayah yang bernama Syaiful (Donny Damara) ternyata bekerja sebagai waria dengan nama panggilan Ipuy.

Film yang dirilis tahn 2011 ini mendapat beragam respons.  Lovely Man berhasil meraih piala “Film Terbaik” di acara Tel Aviv International LGBT Film Festival 2012 di Israel.

Namun film itu justru mendapat kecaman di Tanah Air, bahkan sempat dicekal oleh sebuah ormas. Hal tersebut membuat Lovely Man tayang kurang dari sepekan di bioskop Indonesia.

Kontributor : Alan Aliarcham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI