“Saya hanya lahir di sana. Istri saya malah lahir di Semarang. Tapi saya melihat itu memang nilai-nilai universal yang menunjukkan sikap suami yang paling berkuasa,” ujar Luhut.
Luhut mengatakan nilai yang dianut orangtua kerap kali sulit dilepas meski zaman telah berubah. Hal itu tak jarang memantik konflik antarkeluaga seperti yang disampaikan dalam Ngeri-Ngeri Sedap.
“Dia (sang ayah) lupa ada nilai-nilai baru anak muda sekarang. Si ayah masih memaksakan masih nilai-nilai kampungnya, itu kelihatan. Namun si ayah ternyata sadar dia hingga akhirnya meminta maaf dengan anak-anak, dengan istrinya. Saya kira itu cerita yang sangat menarik," ujar menteri kelahiran Toba, Sumatera Utara tersebut.
Kontributor : Alan Aliarcham