Suara.com - Di tengah kasus Kekey anak Wenny Ariani, Citra Kirana dan Rezky Aditya justru semakin mesra. Namun kemesraan mereka justru disentil terlalu berlebihan.
Seperti diketahui, rumah tangga Citra Kirana dan Rezky Aditya tengah diterpa cobaan dengan kemunculan Wenny Ariani. Perempuan tersebut menggugat Rezky sebagai ayah biologis dari anak yang dilahirkannya, Kekey.
Sebelumnya Pengadilan Tinggi Banten telah menetapkan Rezky Aditya sebagai ayah biologis Kekey. Namun Rezky belum mengakui secara resmi bahwa Kekey adalah anaknya.
Meski belum jelas, Citra Kirana menegaskan bahwa dia akan selalu berada di sisi sang suami. Ucapannya itu dibuktikan dari aksinya di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Pamer Habiskan Waktu Berdua Bareng Rezky Aditya, Citra Kirana Dipuji Netizen
Alih-alih renggang, pernikahan Citra Kirana dan Rezky Aditya justru semakin romantis. Dalam video terbaru, bintang sinetron yang akrab disapa Ciki itu bahkan tak sungkan mencium pipi suaminya dengan mesra.
Melihat kemesraan mereka, opini warganet terbagi dua. Ada yang mendukung, tapi tidak sedikit yang menyentil pasangan ini karena terlalu mengumbar kemesraan. Bahkan ada yang merasa bahwa mereka pura-pura bahagia.
"Justru kalau yang terlalu ingin memperlihatkan kemesraan yang perlu kita khawatirkan," komentar akun @zuli.bakir.
"Pura-pura bahagia itu melelahkan lho," sahut pemilik akun @velariani.
"Kayaknya Ciki sengaja menonjolkan kemesraannya baru-baru ini, soalnya dulu dia enggak gitu, kalem," ujar akun @lina_manda_sari.
Baca Juga: Farida Nurhan Singgung Tanggung Jawab Orangtua ke Anak, Netizen Sindir Wenny Ariani
"Terlalu mengumbar kemesraan takut nanti ujung-ujungnya kayak Gading (Marten) dan Gisel. Ah sudahlah nasib orang hanya Allah yang tahu," tulis akun @arsyilaberyl.
"Sekarang dramatis, biar kelihatan baik-baik saja padahal," imbuh akun @edyw5393.
Sementara itu, Citra Kirana dan Rezky Aditya menikah pada tahun 2019. Rumah tangga mereka semakin lengkap dengan kehadiran buah hati mereka, Keene Atharrazka Adhitya, satu tahun kemudian.
Kontributor : Chusnul Chotimah