Suara.com - Komika Ernest Prakasa menyoroti fenomena anak muda yang menghadang truk demi konten viral. Ia menyebut aksi membahayakan itu bisa membunuh anak yang melakukan konten hingga merugikan sopir truk.
Belakangan ini, sejumlah anak muda gemar membikin konten menantang malaikat maut demi konten viral di media sosial. Salah satunya konten menghadang aksi truk, yang turut memakan korban jiwa.
Konten menghadang truk itu sendiri selain membahayakan diri sendiri, juga bisa merugikan orang lain. Pasalnya, sopir truk yang menabrak juga bisa dirugikan kehidupannya akibat tren tersebut.
Terbaru, seorang remaja dilaporkan tewas tertabrak truk saat bikin konten menghadang truk di Jalan Otto Iskandardinata, Gerendeng, Karawaci, Tangerang. Remaja tersebut tewas usai terlindas truk hijau dan kontainer biru.
Sopir truk tersebut pun harus menjadi pesakitan gara-gara ulah bodoh sang remaja. Fenomena ini pun menarik perhatian komika Ernest Prakasa.
Melalui akun Twitter pribadinya, @ernestprakasa, dia mencuit soal tren anak muda bikin konten menyerempet bahaya.
“Bocah loncat depan truk demi konten, ketabrak, mati, sopirnya panik lalu kabur, lalu kena pasal tabrak lari. Kusut,” cuit Ernest dengan tambahan emoji sedih, seperti dikutip Suara.com, Selasa (7/6/2022).
Cuitan tersebut viral dan sudah di-retweet 1.085 kali, mendapat 8.061 likes dan 143 komentar hingga berita ini dibuat. Sejumlah warganet sepemikiran dengan Ernest dan turut menyayangkan fenomena konten menghadang truk.
“Masih kecil udah nyari mati, ntar gedenya ma jadi apa?” ujar seorang warganet.
Baca Juga: Malu Ice Cream Jatuh saat di Eskalator, Warganet Ini Pura-pura Nyanyi
“Yang jadi pertanyaan, itu bocil-bocil pada bikin konten apaan dah? Review bemper truk apa review kampas rem depan,” sahut warganet lain.
Sejumlah warganet menilai sopir truk dalam posisi sulit apabila mengalami kejadian tersebut. Jika kabur, sopir bisa dikenakan pasal tabrak lari.
Namun apabila tetap di lokasi, warganet menilai bukan tak mungkin sang sopir mendapat aksi massa.
“Andai kata sopirnya ga lari dan tetep nungguin sampai ada polisi, apakah dia tetap salah atau enggak koh?” tanya seorang warganet.
“Siapa yang menjamin gak dikeroyok massa?” imbuh warganet lain.
Polisi pun didorong memberikan edukasi pada warga terkait penyikapan apabila ada kasus serupa di masa mendatang.
“Kalau gue pribadi, polisi harus turun tangan kasih penjelasan ke masyarakat. Bahwa enggak perlu panik sopirnya kalau ada yang ketabrak karena sengaja nyetop truk demi konten,” ujar warganet di cuitan Ernest.
Kontributor : Alan Aliarcham