Suara.com - Cuitan Ernest Prakasa di Twitter kembali menuai kontroversi. Ia dianggap menghina ajang balap Formula E.
Kejadian bermula saat Ernest Prakasa menanggapi perbedaan perlakuan terhadap penyelenggaraan Formula E dan MotoGP Mandalika. Dalam pernyataannya, dia menilai wajar bila tak banyak sponsor yang mau ambil bagian di penyelenggaraan balap Formula E.
"Wajar lah brand nggak mau keluar duit. Jangan samain sama MotoGP yang memang event bergengsi," ujar Ernest Prakasa, Minggu (5/6/2022).
Di mata Ernest Prakasa, popularitas Formula E di kalangan penikmat balap Tanah Air memang tidak sebesar MotoGP.
Baca Juga: PDIP Buka Suara Soal Foto Puan Maharani dan Anies Baswedan di Ajang Formula E
"Formula E siapa yang ngikutin coba selain panitia?" tutur sang komika.
Sayang, ucapan Ernest Prakasa tentang peminat Formula E mendapat kecaman. Tak sedikit yang menganggap Ernest Prakasa terbawa sentimen politik karena penyelenggaraan Formula E di Jakarta terjadi berkat campur tangan sang Gubernur Anies Baswedan.
"Kami sudah ikutin Formula E sejak 2017, dan kami bukan panitia kok. Kami lahir berlandaskan passion kami sebagai fans balapan," ucap salah satu akun fanbase Formula E saat menanggapi tulisan Ernest Prakasa.
Sadar opininya menuai masalah, Ernest Prakasa menghapus tulisan tersebut. Namun ia tetap memberikan sindiran bagi orang-orang yang ia anggap pengikut Anies Baswedan karena mendukung gelaran Formula E.
"Buat para pendukung capres yang sudah mulai bergerak, mohon maaf ya kalau twit saya mengganggu kenyamanan. Semangat terus kerjanya kawan, rekrut pasukan yang banyak supaya bisa menyerap tenaga kerja," tutur suami Meira Anastasia.
Baca Juga: Fabio Quartararo Dominasi MotoGP Catalunya 2022, Aleix Espargaro Lakukan Blunder Fatal
Bukannya menyelesaikan masalah, sikap Ernest Prakasa membuat warga Twitter makin gencar mengkritik. Mereka melabeli lelaki 40 tahun sebagai tukang blunder dalam berpendapat.
"Hari-hari blunder, kayak Harry Maguire," cuit pemilik akun @_alimrifat.
Ernest Prakasa sendiri sudah berhenti membahas masalah perbedaan perlakuan pemerintah atas penyelenggaraan Formula E di Jakarta dengan MotoGP Mandalika.