Suara.com - KKN di Desa Penari menjadi film Indonesia yang belakangan terus dibicarakan masyarakat. Hingga pertengahan Mei 2022, film bergenre horor itu masih dibajiri peminat. Salah satu bagian yang bikin penasaran adalah kemunculan sosok Badarawuhi.
Lalu bagaimana asal-usul Badarawuhi? Dilansir Suara.com dari akun Twitter @RatuNgondyek, Badarawuhi diceritakan sebagai makhluk halus penunggu Desa Penari. Dia berasal dari Pantai Selatan. Konon dia diusir dari Kerajaan Pantai Selatan karena merasuki salah satu penari yakni Ratna Narekh di timur Pulau Jawa.
Sehari-hari Ratna Narekh adalah pemimpin suatu desa dan murid seorang ksatria di zaman Raja Kerajaan Kediri, Prabu Airlangga. Dia bersama dengan empat murid lain melarikan diri ketika sang guru ditaklukkan Mpu Barada. Keempat saudara seperguruannya tersebut melarikan diri ke Bali, sementara Ratna Narekh, bersembunyi di bagian timur Pulau Jawa, dan mulai membangun sebuah pemukiman.
Ada sebuah pelataran yang digunakan Ratna Narekh dan penduduk desa untuk memuja dewa dan arwah leluhur dengan tarian di desa yang baru dibangun tersebut. Ratna Narekh sengaja tak memperlihatkan kekuatannya untuk menghindari kejaran Mpu Barada.
Hidupnya kini hanya digunakan untuk mempelajari lontar yang dibawanya ketika kabur. Lontar itu istimewa karena membawanya mempelajari berbagai ilmu kanuragan dan kanujiwan untuk menaklukkan pimpinan lelembut yang ada di hutan-hutan Pulau Jawa. Ratna Narekh juga mendapat anugerah awet muda karena lontar tersebut.
Kehidupannya mulai terusik ketika dia melakukan perjalanan ke Wonokromo yang saat itu memiliki pemimpin lelaki hidung belang. Melihat kecantikan Ratna Narekh, sang pemimpin Wonokromo tertarik dan menawarkannya untuk menginap semalam. Tanpa curiga, Ratna Narekh pun menerimanya.
Namun pada malam hari ketika dirinya tertidur, pemimpin desa tersebut dan dua anak buahnya berusaha melakukan perbuatan yang tak senonoh. Nahas, mereka bertiga kemudian terpental dan mati karena kesaktian yang dimiliki Ratna Narekh.
Ratna Narekh pun dinobatkan sebagai penerus setelah kematian pemimpin Wonokromo. Desa yang dipimpinnya kini konon adalah gerbang gaib menuju pantai utara Jawa. Ada kolam air atau sendang yang dipercaya sebagai tempat persinggahan Ratu Pantai Selatan, pemimpin kerajaan selatan yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan utara laut Jawa.
Konon di desa yang ditempati Ratna Narekh, penduduknya dilarang menari diiringi alunan gamelan. Ratna Narekh yang diliputi kesombongan melanggar pantangan adat tersebut dan menantang semua penghuni hutan Daha, termasuk para penghuni sendang.
Baca Juga: KKN di Desa Penari Raih 6 Juta Penonton, Ernest Prakasa: OTW 7 Juta Yok!
Merasa tertantang, para mahluk gaib pun berdatangan dan menyerang Ratna Narekh serta penduduk yang tak berdosa di sana. Kala itu salah satu penjaga sendang Ratu Pantai Selatan di desa tersebut merasuki tubuh penari yang ada di sana.
Sayang, setelah Ratna Narekh dan para penduduk musnah, sang penjaga sendang yang merasuki tubuh penari tak mau keluar. Sampai akhirnya jasad penari tersebut dihancurkan oleh Ratu Pantai Selatan. Karena pembangkangannya itu, Ratu Pantai Selatan melucuti beberapa kekuatan dari utusannya tersebut dan tak lagi menganggapnya sebagai pengikut.
Sejak itu, sosok yang merasuki tubuh penari di desa itu mulai berkelana tanpa tujuan. Dia tetap mengenakan atribut selayaknya pengikut ratu pantai selatan. Dia akhirnya menemukan tempat yang nyaman, di sebuah wilayah di mana Nur dan kawan-kawannya menjalankan program KKN, dan kini dikenal dengan nama Badarawuhi.
Hal inilah yang konon menjelaskan mengapa Badarawuhi dalam cerita KKN di Desa Penari mengenakan busana berwarna hijau, yang identik dengan busana kebesaran kerajaan Laut Pantai Selatan. Dia diceritakan sebagai sosok siluman ular cantik jelita yang suka menggoda lelaki.
Badarawuhi dalam film KKN di Desa Penari sendiri diperankan artis Aulia Sarah. Aktingnya yang menjiwai sukses membuat penonton terpesona sekaligus merinding. Sudah nonton filmnya?
Kontributor : Alan Aliarcham