Suara.com - Film KKN Desa Penari sudah rilis di bioskop pada 30 April 2022. Belakangan pun banyak orang yang penasaran sebenarnya KKN Desa Penari asli atau palsu?
Pertanyaan seputar apakah cerita KKN Desa Penari asli atau palsu ini tidak terlepas dari jumlah penonton film yang terus meningkat. Di awal perilisannya, film bergenre horor ini sukses menarik perhatian warga +62, terutama bagi pecinta film. Bahkan, film ini sukses menjadi film horor terlaris 2022.
Diketahui, film KKN di Desa Penari ini bermula dari thread viral di Twitter yang ditulis oleh akun @SimpleM81378523 pada tahun 2019 lalu. Mulanya film ini akan tayang tahun 2019, namun karena adanya pandemi Covid-19, film ini pun mengalami penundaan hingga 2 tahun.
Sekilas Tentang Film KKN Desa Penari
Baca Juga: Setelah KKN di Desa Penari, Warganet Inginkan Sewu Dino Difilmkan
Singkat, film ini menceritakan mengenai sejumlah mahasiswa yang menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa yang disebut sebagai Desa B, yang mana di sesa tersebut memiliki banyak aturan. Hingga kejadian demi kejadian janggal pun dirasakan oleh para peserta KKN tersebut.
Lantas, sebenarnya cerita KKN Desa Penari asli atau palsu? Bagi yang penasaran, simak baik-baik penjelasannya dibawah ini yang diihimpun dari akun twitter @SimpleM81378523.
KKN Desa Penari Asli atau Palsu?
Tahukah Anda bahwa ternyata film horor KKN di Desa Penari ini berdasarkan kisah nyata. Cerita bermula dari sekelompok mahasiswa yang melakukan KKN di suatu desa terpencil yang ada di Jawa Timur. Desa tersebut mempunya banyam aturan. Jika ingin selamat, maka harus mengikuti peraturan tersebut.
Jadi, awalnya cerita KKN di Desa Penari ini ditulis serta diceritakan dengan lengkap melalui thread Twitter oleh pemilik akun Twitter @SimpleM81378523. Usai diposting, Thread tersebut langsung viral.
Baca Juga: Usai Nonton Film KKN di Desa Penari, Aksi Pemotor Honda Scoopy di Atas Motor Jadi Sorotan
KKN di Desa Penari ini terdiri dari 14 mahasiswa, namun baik di dalam thread Twitter maupun di dalam film, cerita ini hanya fokus terhadap 6 mahasiswa, yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton. Sebab 6 mahasiswa ini saling terikat antara satu dan yang lainnya.
Cerita KKN di Desa Penari ini disampaikan dalam 2 versi, yaitu versi cerita berdasarkan dari sudut pandang Widya, dan versi cerita lain berdasarkan dari sudut pandang Nur. Adapun proses penulisan cerita versi Widya berlangsung selama 11 hari dan versi Nur selama 5 hari.
Sang penulis, @SimpleM81378523 pun telah mengungkapkan perihal keaslian cerita horor tersebut. Hal ini terungkap dalam video di kanal YouTube Raditya Dika.
Dalam video yang diunggah pada Minggu (1/9/2019) itu, SimpleM81378523 menuturkan bahwa cerita yang ia tulis berasal dari teman ibunya. Kemudian ia menghubungi teman ibunya, disamarkan dengan nama Widya, untuk minta diceritakan lebih detail lagi.
Menurut penjelasan penulis, narasumber cerita KKN di Desa Penari itu meminta seluruh poin terkait universitas, desa, nama mahasiswa hingga cara untuk menuju ke desa tersebut untuk disamarkan. Atas alasan itulah ada bagian yang dilebih-lebihkan dan dikurangi.
"Bisa diambil kesimpulan bahwa cerita yang saya tulis ini tidak murni sama dengan cerita yang saya dengar. Karena ada bagian-bagian yang lebih-lebihkan dan saya kurangi karena alasan saya sendiri, dan ada cerita murni dari narasumber dan teman-teman KKN nya yang mengalami ini secara langsung," ungkap SimpleM81378523.
Penulis cerita KKN di Desa Penari ini juga menghubungi narasumber lain yang dikenal sebagai karakter Nur. Sehingga ceritanya semakin jelas dan lengkap.
Sejak threadnya viral pada 2019 lalu, akun @SimpleM81378523 mengungkapkan perasaan menyesalnya karena telah membuat banyak terlibat dengan thread yang dia buat ini dan sekaligus membuat luka lama para korban yang mengalaminya kembali terbuka.
Namun dia juga tidak menampik jika ada warganet yang benar dalam menebak lokasi desa di cerita tersebut.
Jadi, kalau ditanya apakah cerita KKN Desa Penari asli atau palsu? Jawabanya adalah cerita tersebut berdasakan kisah nyata, yang mana artinya cerita ini adalah asli.
Kontributor : Ulil Azmi