Suara.com - Raline Shah sempat jadi topik perbincangan hangat setelah lama tak muncul. Sang aktris jadi pusat perhatian di Twitter usai identitasnya muncul di aplikasi kencan online.
Tak sedikit yang menganggap bahwa Raline Shah benar-benar sedang berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bahkan tagar Raline on Dating Apps sempat jadi kata kunci teratas dalam pencarian Twitter.
Namun ada juga yang tidak percaya bahwa Raline Shah benar-benar mencari jodoh lewat aplikasi kencan online. Mereka meyakini bahwa akun yang beredar hanya memanfaatkan nama perempuan 37 tahun untuk mencari perhatian.
Beberapa hari setelahnya, Raline Shah memberikan keterangan. Finalis Puteri Indonesia 2008 ternyata membenarkan bahwa dia memang sempat mencoba aplikasi kencan online.
Baca Juga: Interview: Perjuangan Aliando Syarief Buat Sembuh dari OCD
Lantas benarkah Raline Shah memang sedang mencari jodoh di aplikasi kencan online?
Berikut hasil wawancara dengan Raline Shah tentang aplikasi kencan online serta pandangannya tentang proses mencari jodoh:
Sempat trending karena aplikasi kencan bagaimana tanggapannya?
Itu kayaknya nggak benar deh. Jadi saya nggak membenarkan bahwa saya pakai dating apps apa pun di Indonesia.
Terus pakai aplikasi kencan itu untuk apa?
Baca Juga: Interview: Jessica Mila Bahas Soal Yakup Hasibuan hingga Rencana Menikah
Itu sebelum syuting, waktu sekolah akting di Amerika. Kan untuk kebutuhan syuting kadang-kadang kami harus menjalani apa yang karakternya jalani. Jadi itu salah satu proses saya masuk dalam karakter.
Sempat bingung nggak pakai aplikasi kencan?
Nggak juga sih, karena ini kebetulan yang download sama teman saya. Yang download teman-teman, terus yang masukin nama teman-teman saya, sempat ganti nama juga. Jadi nggak kikuk sih, kayak saya kerja saja. Kan setiap hari ketemu orang-orang yang saya nggak kenal juga.
Setelah mencoba aplikasi kencan untuk kebutuhan syuting, bagaimana pengalamannya?
Aku nggak interest banget, tapi setelah aku pahami, ini sesuatu yang baik.
Baik dalam hal apa?
Bukan dating apps-nya ya, tapi untuk kita perempuan Indonesia tahu bahwa jodoh semua pilihan kita. Waktu kita yang tentukan.
Contohnya seperti apa?
Ya misalnya kayak saya, saya 37 tahun dan belum menikah. Tapi itu kan perjalanan saya, semua waktu itu masing-masing. Kita dapat pekerjaan di umur beda, kita meninggalnya juga waktunya beda, jadi kenapa kita memakai cara pandangan kita saja? Toh perjalanan kita beda-beda. Jadi saya ingin memotivasi perempuan-perempuan di Indonesia, khususnya yang sudah seumuran saya, bahwa jangan sedih.
Masih ada online dating, masih ada karir yang bisa kita capai, masih ada jati diri yang kita cari. Jadi kenapa kita nggak capai yang itu dulu, karena dengan itu semua kita jadi mempunyai opsi yang lebih. Kita bisa milih cowoknya. Karena secara fakta kan perempuan lebih banyak dari cowok ya.
Jadi apa kita bisa dipoligami, satu, atau kita bisa saking menariknya dan percaya diri, mapan, saking confident-nya, kita bisa memilih cowoknya. So that's why I think it's really worth it untuk berperan mengingatkan cewek-cewek muda. Kita jadi perempuan itu harus matang dulu, harus bisa established dulu, baru kita bisa menentukan pilihan kita dan menjalin hidup ini dengan baik, karena kita maunya nikahnya kan sekali.
Pandangan Raline sendiri soal aplikasi kencan seperti apa?
Saya merasa banyak perempuan, ini kan penggambaran secara umum dunia dating, atau proses seseorang mencari masalah hidup. Jadi isu lumayan berat, kesepian, akhirnya mencari jodoh itu karena kesepian. Jadi dari penggambaran ini, kita bisa lihat ini masalah besar atau nggak dia mencari pasangan.
Mungkin karena dia belum percaya diri atau menemukan jati diri, atau belum sebenarnya mapan dan matang secara emosional. Makanya saya di sini, saya ingin orang-orang, teman-teman perempuan di Indonesia yakin dan percaya kita bernilai dan pantas mempunyai pilihan dan jodoh yang kita butuhkan dan inginkan.
Banyak sekali anak muda yang pakai dating apps itu tertarik dengan hal-hal yang mereka inginkan. Seseorang yang ganteng, sekedar kaya, itu wajar (memimpikan) dengan orang mapan. Mungkin hidup kita jadi enak, mungkin akan lebih mudah.
Tapi kebutuhan perempuan nggak selalu tentang status sosial. Misal yang secara ekonomi saya anak orang kaya, jadi nggak butuh finansial. Yang dibutuhin setia, peduli, yang menjaga masa depan anak-anak, menjaga dia secara emosional. Nah, itu yang bikin saya tertarik. Ini penting, dunia gemerlap ini menarik, tapi ujungnya yang kita butuhkan seseorang yang kita percaya, kita bisa andalkan.
Kehidupan asmara Raline sendiri seperti apa? Relate kah dengan pengalaman orang-orang di aplikasi kencan?
Saya nggak pernah menjalankan sebagai dating queen, yaitu pacaran atau mempunyai banyak pilihan. Saya juga dari kultur gimana orang tua memilih jodoh saya dan ternyata banyak juga kelebihannya, tapi banyak juga kekurangannya.
Jadi sebagai perempuan, kita mempunyai pilihan, mempunyai hak, mempunyai harga diri, dan kewajiban juga. Jadi kalau menjalani sesuatu itu harus yakin dan benar-benar kita jalani dengan ikhlas. Jadi bisa tumbuh dengan baik, masa depannya juga lebih sehat. Jadi itu yang mau saya ingatkan, bahwa pernikahan itu nggak usah diburu-buru.
Berarti Raline tipikal perempuan seperti apa dalam urusan jodoh?
Menurut saya penting untuk selektif, karena wawasan saya sudah luas, mapan, saya juga harus memilih yang cocok dengan saya.
Alasan menjadi selektif?
Kadang-kadang kita lihat seseorang, kita pikir ini orang paling hebat, ini orang paling baik, aku harus bikin dia jatuh cinta sama aku. Kita cuma belum melihat opsi yang lain karena wawasan kita belum luas. Berani lah memperluas wawasan, supaya kita bisa memilih pasangan dengan objektif. Jangan wawasannya masih sempit, hanya karena kita kesepian, kita langsung mencari jodoh.
Tapi berdamai dengan diri sendiri sampai bisa menerima seperti itu bagaimana?
Proses healing itu harus kadang-kadang kita nggak bisa memperbaiki diri atau menemukan jati diri kita. Itu dengan suatu pengalaman yang sangat sakit ya biasanya. Bukan yang sangat senang yang buat kita bertumbuh, tapi sesuatu yang sangat sakit.
Saya sudah melewati itu dan saya jadi bersyukur dengan kesakitan itu jadi bisa melihat hal-hal dengan lebih jelas, lebih nyata, dan lebih realistis.
Dengan sikap selektif, ada kriteria khusus nggak untuk calon suami?
Kriterianya Insya Allah yang seiman, bisa bikin saya ketawa. Jadi hal-hal yang saya nggak punya dalam diri saya, mungkin hal-hal yang mungkin bisa bikin saya senang saja.
Seperti finansial, status sosial, saya rasa saya sudah nggak butuh lagi. Tapi lebih ke yang bertanggung jawab, care, peduli sama keluarga saya, anak-anak saya, masa depan anak-anak saya. Ya kriteria suami yang ideal.
Sampai sekarang apakah masih memakai aplikasi kencan online?
Nggak, aplikasinya sudah nggak ada lagi.