Suara.com - Dua bintang film KKN di Desa Penari menjadi sorotan warganet. Adida Thomas dan Aghniny Haque begitu apik saat berperan sebagai Widya dan Ayu.
Akting mereka berdua begitu memikat. Sehingga Adinda dan Widya banyak diperbincangkan warganet. Tidak hanya dalam bermain film, gayanya sehari-hari juga banyak dibicarakan orang.
Penasaran seperti apa gaya mereka? Berikut rangkumannya:
1. Adinda Thomas memulai debut layar lebarnya di film Youtubers pada tahun 2015, sementara Aghniny Haque dikenal berkat perannya sebagai Rara Murni dalam film Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Seperti inilah adu gaya mereka di foto close up dengan konsep hampir sama.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Ikutan Penasaran Misteri Dimana Lokasi Asli KKN di Desa Penari
2. Masih berkonsep back to nature, baik Adinda Thomas maupun Aghniny Haque tampil kece dengan kacamata hitam mereka. Adinda tampil santai memakai tanktop hitam, sedangkan Aghniny kece abis dalam balutan dress biru.
3. Pamerkan pesona perempuan Indonesia, Adinda Thomas begitu memesona dengan dress batik merah. Aghniny Haque tak kalah memukau saat berpose dengan kain batik Nusa Tenggara Timur di tengah padang rumput.
4. Sama-sama liburan di pantai, Adinda Thomas dan Aghniny Haque punya gaya yang berbeda untuk memamerkan pesona mereka. Adinda lebih menonjolkan keindahan langit senja, sementara Aghniny menyatu dengan pantai sambil berpose cantik.
5. Kebetulan yang mengesankan, Adinda Thomas dan Aghniny Haque pernah mengunggah potret hitam putih dengan gaya busana yang sangat mirip. Keduanya sama-sama memakai tanktop putih dan celana longgar hitam. Janjian?
KKN di Desa Penari adalah film horor yang diadaptasi dari cerita oleh SimpleMan yang viral di Twitter pada 2019 lalu. Kisahnya tentang sekelompok mahasiswa yang terlibat dengan dunia mistis saat menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa terpencil.
Baca Juga: 5 Film Horor Terlaris di Indonesia, KKN Desa Penari Cetak Sejarah Baru!
Bolak-balik ditunda, KKN di Desa Penari akhirnya dirilis pada 30 April lalu, dan menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 4,5 juta penonton pada 12 Mei.
Kontributor : Neressa Prahastiwi