Suara.com - Andika Kangen Band menanggapi riders Tri Suaka yang sempat viral minta rokok satu slop. Saat diberi tahu Boris Bokir di tayangan KUY Entertainment, Andika Kangen Band mengaku baru pertama kali mendengarnya dan tampak terkejut.
"Rokok satu slop?" tanya Andika Kangen Band dalam video yang tayang pada Rabu (4/5/2022).
"Walaupun menurut kita, norak ya. Mending beli ya," singgung Boris.
"Gua.. gua.. waduh, kacau," kata Andika Kangen Band tak bisa berkata-kata.
Baca Juga: Sudah Maafkan Tri Suaka dan Zinidin Zidan, Kenapa Andika Kangen Band Masih Kirim Somasi?
"Serius? Satu slop? Rokok?" tambahnya sembari tertawa speechless.
Pemilik nam asli Andika Mahesa yang kerap dijuluki 'Babang Tamvan' itu kemudian mengungkap riders Kangen Band. Yang terpenting bagi para personel Kangen Band adalah disediakan buah pisang oleh pihak penyelenggara acara.
"Kalo kita dulu riders-nya paling buah. Harus ada pisang. Kalo pisang itu kan gua ibaratnya ngelihat binatang yang lincah itu cuman monyet kalo makan pisang. Jadi kalo di panggung (enerjik)," jelas Andika Kangen Band.
"Nggak pernah ada riders rokok, yang normal aja ama makan. Kalo alkohol beli. Jadi gue pengin belajar juga tuh, bikin riders kayak gitu. Oke kayaknya," imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, Andika Kangen Band menilai apabila riders rokok satu slop yang kabarnya diminta Tri Suaka amat berlebihan. Pria asal Lampung tersebut juga mengingatkan soal kesehatan paru-paru juniornya itu.
Baca Juga: Raffa Affar Rilis Lagu Cinta Sampai Mati Duluan, Kangen Band Terbukti Jiplak?
"Jujur gue baru denger malah. Kalo di dunia itu emang musisi riders tuh lumrah. Maksudnya dalam penyajiannya, isinya, kisi-kisinya," beber Andika Kangen Band.
"Nggak pantes menurut gua kalo sampe rokok juga. Rokok ke depan aja, telpon beli. Satu slop, Pak. Jebol paru-paru!" tambahnya.
Seperti diketahui, Andika Kangen Band belakangan viral karena Tri Suaka dan Zinidin Zidan membuat video parodi cara bernyanyinya.
Andika Kangen Band banjir pembelaan, sedangkan Tri Suaka dan Zidan masih menerima kritik tak berkesudahan karena dinilai menghina sang senior.
Kontributor : Neressa Prahastiwi