Suara.com - Ernest Prakasa mengutarakan keresahannya tumbuh sebagai warga keturunan Cina sejak kerusuhan 1998 pecah menjelang reformasi pemerintahan.
Meski tidak terdampak langsung, lelaki 40 tahun masih mengingat luka yang sempat ia rasakan beberapa tahun lalu.
Dalam cerita yang dibagikan dalam acara Maling yang tayang di kanal YouTube HAS Creative pada 29 April 2022, Ernest Prakasa menggambarkan dirinya sebagai anak-anak yang harus menanggung sanksi sosial karena terlahir sebagai keturunan Cina.
"Pas 98 gue tinggal di Kebayoran Baru, di Jakarta Selatan itu nggak terlalu terasa. Cuma kata Cina itu asosiasinya dengan bullying yang gue alami di SD dan SMP lah, jadi 9 tahun," ungkap lelaki 40 tahun, dikutip Minggu (1/5/2022).
Baca Juga: Syuting Sitkom Jelang Lebaran, Prilly Latuconsina Ngaku Ketagihan
Tumbuh dengan luka tersebut, Ernest Prakasa kesal saat orang lain langsung mengidentifikasi dirinya sebagai keturunan Cina lewat ciri fisik yang sangat terlihat mata.
"Makanya dulu gue dipanggil koh tuh sebel, karena itu mengingatkan bahwa gue Cina. Jadi gue sudah berusaha blend in, malah diingetin lagi," kata sang komika.
Ernest Prakasa juga sempat menolak mewarisi budaya Cina yang dibawa keluarganya. Saat remaja, ia tak mau mengikuti permintaan sang ibu untuk memperdalam tata penggunaaan bahasa Mandarin.
"Gue tuh mau lunturin. Buat gue, jadi Cina itu menderita. Jadi buat apa gue tebelin?" beber suami Meira Anastasia.
Tak masalah bagi Ernest Prakasa bila warga keturunan Cina lain tetap bangga dengan darah warisan keluarga mereka. Namun bagi lelaki yang juga berprofesi sebagai sutradara, luka peninggalan masa lalu tetap tak mudah dilupakan.
Baca Juga: Ultah, Mayang Sedih Ditinggal Orang Terkasih Sampai Tak Dapat Ucapan dari Puput
"Kalau gue kan ada background gue sendiri. Menjadi Cina itu mengingatkan banyak hal yang tidak menyenangkan," terangnya.
Ernest Prakasa baru bisa menerima statusnya sebagai warga keturunan Cina saat merambah dunia stand up comedy. Sebab, ia bisa menyampaikan berbagai keresahan dalam bentuk komedi untuk ditertawakan bersama.
"Jadi sejak mulai stand up, gue berdamai. Ya mirip kayak yang lain lah, misal Dani Aditya dan cacatnya, ya gue dengan Cinanya. Ya kami berdamai dengan kekurangan, kami berdamai dengan sakit hati," pungkas Ernest Prakasa.