8 Fakta Kasus Istri Iwan Fals Diduga Palsukan Akta, Bermula dari 2017 Silam

Salah satu pendiri OI, Indra Bonaparte melaporkan Rosanna Listanto bersama notarisnya yang diduga membuat surat akta palsu. Istri Iwan Fals itu dilaporkan di Polres Metro Jakarta Selatan.

Baca Juga: Rizky Billar-Lesti Kejora Kembalikan Duit DNA Pro Rp 1 M, Chandrika Chika Berpotensi Tersangka?

Awal mula kejadian itu saat Indra Bonaparte bersama Iwan Fals dan dua orang anggota lainnya membuat organisasi OI. Namun pada 2017 lalu, rekan Iwan Fals dijadikan salah satu Ketua Pengawas tanpa sepengatahuan Indra Bonaparte.

Susunan kepengurusan itu sudah tercantum dalam dokumen berupa SK Menteri Hukum dan HAM, sehingga menjadikan ormas OI berbadan hukum. Dikarenakan sudah berbadan hukum tanpa sepengetahuannya, Indra Bonaparte pun berdiskusi dengan pengacara.

Pihak Indra Bonaparte memberikan kesempatan selama 2 bulan untuk menyelesaikan masalah itu secara musyawarah. Namun sayangnya hal itu tidak dipergunakan dengan baik sehingga terpaksa dibawa ke jalur hukum. 

Dikarenakan menemui jalan buntu, pihak Indra Bonaparte memverifikasi dokumen tersebut. Mereka menduga SK menteri itu palsu alias bodong. Terlebih ketika dikonfirmasi pada notaris, mereka tak mengetahui adanya pembuatan surat tersebut.

Laporan dugaan akta palsu itu sudah diserahkan pihak Indra Bonaparten di Polres Metro Jakarta Selatan pada 23 Maret 2022 lalu. Tapi memang kasus dugaan pemalsuan akta tersebut baru ditindaklanjuti pada Rabu (20/4/2022) kemarin. 

Baca Juga: Istri Iwan Fals Dilaporkan ke Polisi, Ini Kasusnya

Rosanna Listanto juga termasuk pengurus OI. Oleh karenanya, Indra Bonaparte melaporkan pengurus OI dengan pasal berlapis terkait pelanggaran administrasi kependudukan.

Sebelumnya, pihak Rossana Listanto telah melaporkan OI pada 2021 terkait dugaan pencemaran nama baik. Pencemaran itu diduga dilakukan oleh pendiri OI berinisial KS. Ketika itu Rossana telah membukakan pintu musyawarah namun tak ada tanggapan apapun dari KS.

Itulah 8 fakta kasus istri Iwan Fals diduga palsukan akta. Bagaimana tanggapan kalian?