Suara.com - Rizky Billar dan Lesti Kejora menjelaskan awal mula mereka menerima uang satu koper dari bos DNA Pro Stefanus Richard sebesar Rp1 miliar.
Awalnya, kesepakatan antara Rizky Billar dan Lesti Kejora bersama Stefanus Richard hanya untuk kebutuhan konten semata. Di mana Stefanus ingin mendompleng popularitas kedua pasangan untuk meningkatan kredibilitas DNA Pro.
"Dia bilang cuma butuh exposure," kata Rizky Billar, usai diperiksa di Bareskrim Mabes Polri, Rabu (20/4/2022).
Oleh karenanya, dibuat lah cerita soal Stefanus Richard yang mewakili DNA Pro untuk datang ke kediaman Rizky Billar dan Lesti Kejora guna memberi hadiah ke putra mereka Muhammad Leslar Al-Fatih Billar.
Baca Juga: Diperiksa 5 Jam, Rizky Billar dan Lesti Kejora Kembalikan Uang Rp 1 Milliar dari DNA Pro
"Kebetulan kan karena lagi lahiran anak satu bulan, jadi dia datang dengan maksud tujuan memberikan hadiah," ujar Rizky Billar.
Namun yang tak disangka Rizky Billar dan Lesti Kejora, Stefanus Richard memberi hadiah satu koper berisi uang sebesar Rp1 miliar. Bintang sinetron 26 tahun ini bahkan sempat kaget melihat hadiah yang Stefanus bawa.
"Cuma dia bilang, itu bentuk apresiasi dia, karena dia juga senang sama kami dan ingin memberikan hadiah," ucap Rizky Billar.
Karena saat itu minim pengetahuan tentang kegiatan robot trading di DNA Pro, Rizky Billar dan Lesti Kejora dengan senang hati menerima uang pemberian Stefanus Richard.
"Kan waktu itu belum ada berita seperti ini," imbuh Rizky Billar.
Baca Juga: 4 Perkembangan Terkini Kasus DNA Pro, Virzha Dipanggil Bareskrim Polri
Rizky Billar dan Lesti Kejora sendiri akhirnya memilih mengembalikan uang senilai Rp 1 miliar pemberian bos DNA Pro usai kegiatan robot trading yang mereka lakukan diduga melanggar hukum.
Kegiatan robot trading di DNA Pro menuai sorotan setelah 122 orang yang mengaku jadi korban membuat laporan polisi pada 28 Maret 2022.
Berdasar informasi terakhir dari penyidik Bareskrim Polri, 12 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dari kasus DNA Pro.
Sementara jumlah korban DNA Pro kabarnya sudah bertambah menjadi 413 orang dengan total kerugian mencapai Rp 31 miliar.