Suara.com - Sosok aktris Maudy Ayunda tengah didera kritik gegara perannya sebagai juru bicara (jubir) pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, terlepas dari fakta sebelumnya ia telah menerima berbagai pujian dari publik.
Diketahui, pelantun lagu Perahu Kertas ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, Kamis (31/03/2022).
Kini, Maudy menerima kritik tajam atas perannya sebagai jubir Presidensi G20 Indonesia, karena dirinya dinilai tidak memiliki dasar pengalaman serta pengetahuan yang memadai terhadap isu-isu penting di publik.
Salah satu kritik datang dari seorang ahli riset politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati. Ia mengkritik penunjukan Maudy sebagai jubir dinilai fokus ke anak-anak muda kota yang memiliki privilige atau hak-hak istimewa, dan mengesampinkan anak muda di desa.
Baca Juga: Sejarah dan Fakta Telegram, Pavel Durov dan Upayanya Menentang Putin
Maudy juga dinilai tidak memiliki pengetahuan mengenai diplomasi, terutama mengenai soal kehadiran Vladimir Putin di Presidensi G20.
Hal ini terlihat saat Maudy tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan soal kehadiran Presiden Rusia yang tengah mendapatkan kecaman dari dunia. Ia justru menjawab pertanyaan yang mengarah ke kehidupan pribadinya.
Tidak hanya itu, kritik yang dilayangkan ke Maudy ramai diperbincangkan oleh warganet sehingga menjadi trending topic Twitter. Warganet terbagi menjadi dua kubu hingga memicu perdebatan.
Ada kubu yang mendukung Maudy, dan ada kubu yang menilai Maudy tidak mumpuni dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sebagai jubir Presidensi G20.
Tak tanggung-tanggung, seorang warganet juga menilai bahwa penunjukan Maudy sebagai jubir presidensi G20 hanya sekadar gimmick. Pasalnya, Maudy disebut tidak memiliki pengalaman di bidang ekonomi maupun pengetahuan mengenai diplomasi.
Baca Juga: Dukung Rusia, Ribuan Warga Serbia Angkat Foto Putin Protes ke Pemerintah
"Indonesia menunjuk seorang penyanyi sekaligus aktris Maudy Ayunda yang tidak memiliki pengalaman dalam bidang ekonomi dan diplomasi sebagai jubir G20," tulis seorang warganet saat menegaskan kembali sebuah pemberitaan mengenai kritik terhadap Maudy.
"Saat briefing pertama diberikan, Maudy tampak mengabaikan pertanyaan mengenai kehadiran Putin. Penyelenggara meminta wartawan untuk menanyakan soal pribadi Maudy," lanjutnya.
Perdebatan sengit terjadi ketika kubu yang mendukung Maudy mulai buka suara. Mereka menilai bahwa dengan pendidikan yang telah Maudy tempuh, dirinya layak mendapatkan tugas tersebut.
"Apa salahnya memberikan peran (di G20) kepada seorang perempuan muda yang menginspirasi, multitalenta, dan berpendidikan tinggi? Ia telah memberi banyak inspirasi bagi rakyat Indonesia khususnya para perempuan," dukung warganet.
"Dia memiliki pendidikan tinggi bukan hanya sebagai seorang penyanyi. Kenapa media selalu memojokkan kita dalam isu G20? Apakah karena kita tidak sekubu dengan mereka? Apakah mereka pernah memihak Indonesia dalam isu lain di PBB? Sekali lagi, Indonesia adalah negara nonblok, dan tema G20 adalah pemulihan ekonomi," bela warganet lainnya.
Kontributor : Armand Ilham