Suara.com - Arian 13 menjadi sorotan publik usai namanya disebut oleh Gofar Hilman yang mengaku teman dekatnya ini justru bersikap berbeda. Arian diketahui menjadi satu-satunya yang cuek saat Gofar tersandung dugaan kasus pelecehan seksual.
Menurut cerita Gofar Hilman, hanya Arian yang tak menghubunginya selama heboh tuduhan tersebut. Arian disebut percaya Gofar melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan korban.
Lalu, siapa Arian 13 ini? Berikut profilnya untukmu.
Baca Juga: Kronologi Kasus Gofar Hilman, Dari Dituduh Lakukan Pelecehan, Sampai Korban Mengaku Keliru
Arian 13 lahir dengan nama Arian Arifin Wardiman pada 1 Agustus 1974 di Bandung, Jawa Barat. Ia dikenal publik sebagai illustrator, pendiri dan vokalis dari grup musik Seringai. Band ini dibentuk sejak 2002 lalu dan sudah merilis 4 album.
Arian adalah cucu dari Sindoedarsono Soedjojono, pelukis dan kritikus seni rupa pertama di Indonesia dan Mia Bustam, salah satu pengurus organisasi Seniman Indonesia Muda. Arian pernah menetap di Boston, Amerika Serikat selama empat tahun.
Sejak sering diberi uang oleh sang ayah, Arian senang membeli kaset dengan uang tabungannya. Melalui hobi ini, ia kemudian tertarik dengan musik, khususnya band-band metal seperti Iron Maiden dan Judas Priest.
Perjalanan Karier Arian 13
Sebelum membentuk Seringai, Arian sempat tergabung dengan grup band bernama Puppen. Bersama band ini, ia memproduksi mini-album This Is Not a Pup (1994), album MK II (1998), serta Puppen (2000).
Baca Juga: Gofar Hilman Disindir gegara Kesal Tak Dihubungi Arian Seringai: Kaos Doang Punk, Gak di-WA Baper
Puppen kemudian memberi kode pembubaran dengan menyelenggarkan dua konser perpisahan di Jakarta dan Bandung. Selain reuni di acara PL Fair 2004, para anggota Puppen termasuk Arian tak pernah lagi aktif sebagai band.
Sementara bersama Seringai, ia selaku vokalis dan penulis lirik, ia telah merilis satu mini-album, High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh, yaitu Serigala Militia (2007), Taring (2012), dan Seperti Api (2018).
Selain musisi, Arian juga berprofesi sebagai illustrator, lho. Bakatnya ini sudah terlihat sejak kecil, lalu ia melanjutkannya dengan mengenyam pendidikan Desain Produk di Fakultas Seni Rupa Desain Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada tahun 2017, Arian kerap menerima kesempatan untuk menjadi kurator Toyota x The World of Ghibli, dimana memakai dua tipe mobil Toyota dijadikan kanvas untuk lukisan mural yang terinspirasi dari film-film animasi milik Studio Ghibli.
Memiliki Usaha bersama Gofar Hilman
Pada tahun 2009, Arian dan Sammy Bramantyo (anggota Seringai lainnya) mendirikan Howling Wolf, sebuah toko peralatan musik yang merangkap studio tato. Tujuannya sendiri untuk mempermudah penjualan produk-produk grup.
Lalu, di tahun 2011, mereka melakukan merger dengan Pistone, toko dan bengkel modifikasi sepeda motor klasik yang salah satu pemiliknya adalah Gofar Hilman.
Penggabungan usaha baru ini dinamai Lawless Jakarta, yang kemudian dikembangkan mencakup bisnis di bidang bengkel motor custom, Lawless Garage, perusahaan rekaman independen, Lawless Jakarta Records, dan restoran burger, Lawless Burgerbar.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti