Suara.com - Komedian Kemal Pahlevi ikut geram dengan pernyataan Megawati Soekarnoputri tentang momen emak-emak berebut beli minyak goreng. Kemal memberi "balasan" dengan mengunggah video berebut jatah menteri.
Megawati sedang disorot warganet menyusul pernyatannya dalam sebuah potongan video webinar. Seperti dijelaskan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, webinar itu sejatinya membahas tentang stunting yang penting untuk tumbuh kembang anak.
Nah, dalam potongan video webinar tersebut, Megawati mengungkit tentang fenomena kelangkaan minyak goreng. Tepatnya tentang keprihatinannya melihat emak-emak berebut minyak goreng.
Padahal, menurut Megawati, ada cara lain untuk memasak tanpa harus menggunakan minyak goreng, antara lain direbus atau dikukus. Dua cara ini bisa jadi dimaksud untuk lebih menyehatkan anak-anak.
Baca Juga: Nyindir Pedas! Ini Deretan Cara Netizen 'Ikuti' Saran Megawati Ngirit Minyak Goreng
Namun video potongan tersebut sudah terlanjur viral di media sosial. Salah satu yang geram terhadap statemen Megawati mengenai minyak goreng adalah komedian Kemal Pahlevi.
Dalam postingan Twitter, Jumat (18/3/22) malam, Kemal memposting video lama Megawati ketika berbicara pada kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Bali, 8 Agustus 2019.
Kala itu, dihadapan Presiden Joko Widodo, Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan meminta jatah kursi menteri paling banyak.
"Ini di dalam kongres partai, bapak Presiden, saya minta dengan hormat PDIP akan masuk dalam kabinet dengan jumlah menteri yang harus terbanyak," kata Megawati yang kemudian mengangkat kedua jempol tangannya.
Kemal memposting video tersebut dengan caption "Mending antri rebutan minyak bu, daripada rebutan jatah menteri :(," tulis Kemal Pahlevi.
Baca Juga: Rudi Chua Kritik Pemprov Kepri Tak Maksimal Awasi Minyak Goreng
Dengan jumlah pengikut 612 ribu akun, postingan Kemal dengan mudah viral. Hingga Sabtu (19/3/22) pukul 17.07 WIB, video tersebut sudah disaksikan 1,2 juta kali.
Ribuan komentar pun langsung menyambar postingan tersebut. Hampir semua komentar langsung mengkritik keras statemen Megawati, meski sejatinya statemen tersebut sudah ramai jadi pembahasan pada Agustus 2019 lalu.
"Hahaha bener-benar gila jabatan, menteri seharusnya diisi oleh tenaga ahli bukan orang partai," tulis akun @antonwaan.
"Sistematika pemilihan menteri gimana sih? Misal profesional tp gak ikut partai bisa dipilih jadi menteri? Aku gak paham soalnya," tulis akun @petaniherval.
"Itu lah anehnya sistem politik berdasarkan partai. memangnya nanti kalo partai udah dikasih jatah menteri partainya bakal dapet apa?," tulis akun @yusufadzhar
Kontributor : Lukman Hakim