Interview: Kisah Umay Shahab Berhasil Debut Jadi Sutradara di Usia Muda

SumarniYuliani Suara.Com
Minggu, 13 Februari 2022 | 18:23 WIB
Interview: Kisah Umay Shahab Berhasil Debut Jadi Sutradara di Usia Muda
Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan artis cilik, Umay Shahab memulai debutnya sebagai seorang sutradara. Film perdananya yang berjudul Kukira Kau Rumah mendapat sambutan positif dari publik.

Rupanya, keinginan Umay Shahab menjadi sutradara sudah terbesit sejak kecil. Saat masih bermain sinetron Eneng dan Kaos Kaki Ajaib di 2007, kursi sutradara sudah menjadi hal yang menarik baginya.

Lelaki berusia 20 tahun ini pun terus mengumpulkan pengalamannya berakting hingga akhirnya membuat film pendek pertamanya berjudul Cinta di Balik Awan.

Film pendek tersebut tayang di YouTube pribadinya pada 2014 dan kini sudah ditonton lebih dari 8 juta kali.

Baca Juga: Interview: Siva Aprilia Berhenti Tampil Vulgar demi Penuhi Tuntutan Penggemar

Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kira-kira bagaimana cerita Umay Shahab hingga kini mewujudkan mimpinya menjadi sutradara layar lebar? Simak wawancaranya berikut ini.

Cita-cita jadi sutradara dari kapan sih?

Sudah lama sih sebenernya. Dari 2007-2008, dari gue masih kecil banget, kayak 'Pengin deh suatu saat jadi sutradara' itu muncul pas gue ngelihat almarhum pak Noto Bagaskoro menyutradarai sebuah sinetron.

Terus 2014 gue akhirnya bikin film pendek pertama gue yang gue tayangin di YouTube.

Lebih seru jadi sutradara apa pemain?

Baca Juga: Interview: Nikita Mirzani Bosan Jadi Artis, Kini Kerja di Balik Layar

Dua-duanya seru sih, dua-duanya ngasih pengalaman yang berbeda. Cuman emang gue pengin eksplore diri aja.

Jadi kapok apa ketagihan?

Ketagihan dong. Kalau kapok gue nggak bakal tayangin filmnya dan ngajak semua nonton deh kayaknya haha.

Lebih besar mana sih penghasilan sutradara apa pemain?

Ya namanya dikasih honor sih enak ya, tapi lebih besar mana gue nggak mau jawab sih.

Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat ditemui usai jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat ditemui usai jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kesulitan jadi sutradara apa aja?

Melawan diri sendiri sih sebenernya, karena ini kan pertama kali jadi sutradara, biasanya kan main film aja. Gimana gue ngeyakinin kalau gue mampu gitu gue bisa nge-direct.

Katanya sempat insecure?

Iya banget. Sempet mau nyerah juga di awal, apalagi dengan kebiasaan gue jadi pemain kan, baca skrip di awal, main, pulang. Sekarang gue harus bedah skripnya sampai ke dalam-dalamnya yang pemain nggak punya.

Lebih milih jadi sutradara atau pemain film?

Gue yang penting konteksnya berkarya sih selama konteksnya masih berkarya gue akan selalu nyaman.

Setahun ini bakal di balik layar terus atau gimana?

Nggak. Gue masih ada film yang mau tayang, film ada Mencuri Raden Saleh terus masih ada film lagi. Tapi proyek sebagai sutradara juga cukup banyak tahun ini

Di film perdana ini Ku Kira Kau Rumah, kenapa angkat isu kesehatan mental khususnya bipolar?

Jawabannya mungkin ini bisa dikaitin kalau dulu pernah ada video kak Marshanda yang diupload yang membuat orang-orang tuh jadi kayak misinformasi sendiri terhadap bipolar itu apa. Kak Marshanda menjelaskan juga pada akhirnya setelah itu, tapi orang-orang siapa sih yang mau dengerin klarifikasi, udah keburu (judge) apalagi itu udah heboh bertahun-tahun. Jadi adanya film ini semoga bisa menyuarakan hal itu lebih detail.

Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Aktor dan Sutradara Umay Shahab saat jumpa pers perilisan Web Series 'Hari Ini Kenapa, Naira?' di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/10/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sempet sharing ke Marshanda juga nggak soal film ini?

Gue berharap banget sebenernya bisa ketemu, ngobrol dan membahas film ini bareng. Tapi karena gue nggak kenal dan Prilly nggak punya koneksi ke sana, jadinya ya kita berharap semoga kak Marshanda bisa nonton film ini dan ada kesempatan ngobrol bareng kita. Pengin sebenernya ngobrol, tapi karena nggak kenal takutnya malah jadi sok asik nggak sih kalau tiba-tiba kenalan terus bahas ini.

Puas nggak sama film perdana kamu ini?

Nggak akan pernah puas. Tapi gue bangga sama hasilnya.

Takut nggak sih dipandang sebelah mata, ada tipsnya nggak buat aktor atau siapapun yang alih profesi?

Yang pasti jangan cepat nyerah dan jangan takut kalau direndahin di awal sih. Karena orang tuh biasanya punya pandangan kurang baik saat kita baru mulai pertama kali kan jadi ya diwajarkan aja tapi kita berusaha keras aja bekerja keras supaya terus lebih baik.

Jadi sutradara termuda di Indonesia, gimana nih tanggapannya?

Seneng banget sih. Gue jadi punya pengalaman syuting yang nggak bisa gue gambarin. Gue ngerasa banget disupport temen-temen, lingkungan, semua cast, crew, itu menyenangkan banget sih.

Prilly juga memberi hal yang di luar dugaan gue, semua sih nggak cuma Prilly, mereka sebegitu hebatnya support, mencurahkan semuanya. Gue makasih banget sih sama energi mereka untuk proyek ini.

Harapan untuk orang-orang yang nonton film perdana kamu sebagai sutradara?

Sebenernya ini surat kecil gue buat orang-orang yang suka mengucilkan atau menghindari temannya yang memiliki gangguan kejiwaan. Bahwa gangguan kejiwaan sama dengan gila, harus dijauhi, nggak gitu. Ini buat mereka tahu bahwa yang kita, manusia, butuhkan adalah support system karena kita makhluk sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI