Suara.com - Oki Setiana Dewi akhirnya mengklarifikasi cuplikan ceramahnya yang menuai pro dan kontra. Kakak Ria Ricis itu dianggap telah membenarkan tindak KDRT.
Klarifikasi itu disampaikan Oki Setiana Dewi lewat kanal YouTube miliknya. Istri Ory Vitrio ini mengunggah kembali ceramahnya dalam versi panjang yang ternyata diambil dua tahun lalu di Masjid Al Muhajirin Magelang.
Dalam keterangan unggahannya, bintang film Ketika Cinta Bertasbih itu mengaku telah mendengar cemarahnya yang menuai kritikan dari berbagai pihak.
"Hari ini saya mendapatkan pesan dari beberapa teman mengenai potongan ceramah saya dua tahun lalu. Di atas inilah videonya versi lebih panjang. Terima kasih atas perhatian dan kasih sayangnya," tulis Oki Setiana Dewi di kanal YouTube miliknya, Kamis (3/2/2022) malam.
Baca Juga: 7 Kontroversi Oki Setiana Dewi: Dituding Jadi Istri Siri Uje hingga Normalisasi KDRT
Oki Setiana Dewi menegaskan dirinya tidak pernah membenarkan tindak KRDT. Ia kemudian meminta maaf jika telah salah berucap dalam ceramahnya yang akhirnya menimbulkan kegaduhan.
"Tentu saya sama sekali tidak membenarkan KDRT. Mohon maaf lahir batin atas kesalahan dalam menyampaikan, dan semoga Allah mengampuni saya dalam setiap kesalahan-kesalahan saya," ujar kakak Ria Ricis ini.
"Mohon doa agar Allah membimbing setiap ucap hingga kedepannya mendatangkan maslahat. Insya Allah saya akan terus belajar, memperbaiki diri dan menyampaikan dengan lebih baik. Mohon bimbingan juga dari sahabat-sahabt semua," tutur Oki Setiana Dewi.
Kejadian ini berawal saat Oki Setiana Dewi menceritakan ada pertengkaran di antara suami istri. Si pria yang emosi kemudian memukul wajah pasangannya.
Saat si istri membuka pintu dengan keadaan mata yang sembab, sosok yang datang adalah ibunya. Si ibu bertanya apa yang membuat sang putri menangis.
Baca Juga: Soal Ceramah Oki Setiana Dewi, Putri Gus Dur: KDRT Tidak Pantas Ditutupi
Oki Setiana Dewi melanjutkan, alih-alih mengadu soal kekerasan rumah tangga, perempuan itu mengatakan, "aku tuh nangis karena rindu sama ibu dan ayah."