Suara.com - Putri Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri mengalami stres hingga depresi sebelum meninggal dunia. Cerita datang dari ayah Maura, Mayong Suryo Laksono di rumah duka di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022).
"Biasa lah, agak depresi. Biasa konsultasi ke psikolog, anak muda," kata Mayong.
Lebih lanjut, Nurul Arifin selaku ibu mengatakan bahwa putrinya merupakan salah satu korban terdampak pandemi Covid-19 dari segi psikis.
"Saya melihat pandemi ini membawa satu akibat ya, banyak orang frustasi karena nggak bisa bergaul bebas. Mau berinteraksi sulit, jadi hubungannya hanya Zoom. Kan mungkin lama-lama bete juga. Mungkin anak saya salah satu korban dari ini semua," kata Nurul.
"Rasa frustasi, kemudian menjadi asosial. Yang biasanya berkumpul dengan teman-temannya jadi sulit," ujarnya lagi.
Penerapan protokol kesehatan ketat di rumah juga Nurul Arifin sebut sebagai pemicu depresi Maura Magnalia Madyaratri.
"Saya juga kalau ada teman-teman dia ke sini, selalu minta antigen dulu. Jadi mungkin hal-hal gini membebani dia. Nggak semua orang bisa kuat. Maura menemukan kelemahannya itu di sini," ujar Nurul Arifin.
Sebelumnya, Nurul Arifin menyampaikan kabar duka atas berpulangnya Maura Magnalia Madyaratri. Lewat Instagram, Nurul mengabarkan bahwa perempuan 28 tahun meninggal dunia pukul 05.37 pagi tadi.
Oleh keluarga, Maura Magnalia Madyaratri disebut mengalami henti jantung.
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Maura Magnalia Putri Nurul Arifin Kurang Tidur dan Kelelahan
"Sempat ada waktu 37 menit dan tidak tertolong. Jadi sudah lemas, sudah dingin," kata Mayong Suryo Laksono.
Jenazah Maura Magnalia Madyaratri rencananya akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park pada Rabu (26/1/2022) besok.