"Ini (Jakarta) ada sebuah tempat elit, punya sendiri, yang harganya mahal, lalu dijual, pindah di tempat jin buang anak (Kalimantan). Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak dan genderuwo tidak apa-apa bangun di sana," ucap Edy Mulyadi.
Edy bahkan meyakini bahwa tidak ada orang Jakarta yang mau tinggal di Penajam Paser saat ibu kota sudah dipindahkan. Kemudian orang yang ada di sampingnya, mengucap kata "monyet", dengan maksud hanya monyet yang mau tinggal di situ.