Suara.com - Ucapan Edy Mulyadi yang dianggap menghina Kalimantan dengan sebutan tempat jin buang anak memantik kecaman, termasuk dari kalangan artis seperti Terry Putri dan Ian Kasela. Keduanya memang berdarah Kalimantan.
Berujung kontroversi, Edy Mulyadi akhirnya minta maaf. Ia mengaku tak memiliki niat menyinggung terlebih lagi menghina.
Kader PKS itu menganalogikan pernyataannya untuk menunjukkan tempat dengan lokasi yang jauh. Permintaan maaf Edy Mulyadi tersebut diunggah di akun gosip di Lambe Turah di Instagram, Senin (24/1/2022).
"Di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh, jangankan Kalimantan, istilah kita mohon maaf ya," kata Edy Mulyadi.
Tak hanya Kalimantan, beberapa lokasi di Jabodetabek disebutnya sebagai tempat jin buang anak. Menurutnya istilah yang terucap dari mulutnya itu merupakan hal biasa.
"Monas itu dulu tempat jin buang anak, BSD, Balai Serpong Damai itu tahun 80/90-an itu tempat jin buang anak, jadi istilah biasa," ujar dia.
Edy Mulyadi menduga terdapat oknum yang sengaja bermain di balik pernyataannya. Tapi terlepas dari hal itu, ia kembali melontarkan permintaan maaf pada masyarakat Kalimantan.
"Tapi temen-temen saya nggak tahu dengan motif apa segala macam ada yang berusaha memainkan isu ini. Tapi meski demikian saya ingin sampaikan bahwa saya minta maaf itu benar-benar bukan masalah, saya akan minta maaf," kata Edy Mulyadi.
"Itu mau dianggap salah atau tidak salah saya minta maaf. Cuma yang saya sampaikan tempat jin buang anak itu menggambarkan lokasi yang jauh terpencil. Kalau kemudian teman-teman di Kalimantan merasa terganggu segala macam saya minta maaf," ujarnya lagi.
Baca Juga: Soal Masalah Edy Mulyadi, Ketua Fraksi PKS: Tak Selalu Caleg Berurusan dengan Partainya!
Diberitakan sebelumnya, ucapan Edy Mulyadi soal Kalimantan terkait dengan pemindahan ibu kota Indonesia ke Penajam Paser, Kalimantan. Menurut Edy, tempat tersebut terpencil dan tak akan ada orang yang mau pindah atau berinvestasi ke sana.
"Ini (Jakarta) ada sebuah tempat elit, punya sendiri, yang harganya mahal, lalu dijual, pindah di tempat jin buang anak (Kalimantan). Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak dan genderuwo tidak apa-apa bangun di sana," ucap Edy Mulyadi.
Edy bahkan meyakini bahwa tidak ada orang Jakarta yang mau tinggal di Penajam Paser saat ibu kota sudah dipindahkan. Kemudian orang yang ada di sampingnya, mengucap kata "monyet", dengan maksud hanya monyet yang mau tinggal di situ.