Suara.com - Aghniny Haque mengambil hikmah dari degradasinya saat di pelatnas 2016. Cedera lutut saat itu membuatnya terpaksa pensiun dari olahraga beladiri yang digelutinya.
Aghniny Haque menjadi bagian timnas taekwondo Indonesia sejak 2011. Gadis kelahiran Semarang, 8 Maret 1997 itu tak menyangka cedera lutut kanan dan kiri yang sempat membuatnya putus asa justru menjadi pembuka jalan ke dunia seni peran.
Nah berikut wawancara lengkap Suara.com bersama Aghniny Haque mengenai perjalanan kariernya dari atlet hingga menjadi aktris.
Awal karier dari atlet taekwondo sampai jadi aktor gimana ceritanya sih?
Baca Juga: Interview: Kabar Terkini Coconut Treez Selepas Kepergian Steven
Waktu itu lagi rehat di Semarang, karena cedera lutut kan, nggak tahunya di sana dapet tawaran untuk ikut seleksi pemain film Wiro Sableng, akhirnya lolos dan karakter Rara Murni jadi peran pertamaku di film.
Sejak saat itu fokus di film?
Mungkin ini jalan Tuhan juga. Ketika tawaran itu ada yasudah aku nothing to lose aja, filmnya bela diri dan casting dapet, jadi keterusan mungkin ini pekerjaan yang seterusnya akan menghidupi saya.
Udah berapa film action yang dibintangi?
Ini yang ketiga. Pertama Wiro Sableng, Mencuri Raden Saleh, sama ini Ben & Jody.
Baca Juga: Interview: Barbie Kumalasari, dari Ratu Halu Kini Bersiap Jadi Politisi
Genre action terus karena latar belakang lu atlet tekwondo?
Iya karena mungkin teman-teman banyak yang kenal aku atlet nasional. Aku juga suka martial art dan senang ya ngejalaninnya, kerja enggak bosen ya jadinya pengin kasih yang terbaik buat penonton.
Lebih nyaman jadi aktor?
Iya aku jadi lebih tahu aku maunya apa. Awalnya kayak masih bingung, aku di industri ini mau ngapain ya, karena ada genre action aku kayaknya mau deh ngejar ini. Aku mau dikenal sebagai aktor laga perempuan terbaik di Indonesia
Pengin dikenal sebagai aktor laga?
Semoga ya, ikhtiar aku sih seperti itu. Perjalanan film aku setelah Wiro Sableng, Ben & Jody, Mencuri Raden Saleh, aku jadi semakin paham dan ngerti maunya apa. Aku pengin dianggap sebagai publik figur yang membawa film action Indonesia.
Alih profesi gini, tanggapan keluarga gimana?
Nah kalau nanya ke ibu, dia lebih bangga anaknya jadi atlet. Haha. Tapi semakin kesini dia semakin mendukung dan mulai kasih restu juga.
Cedera lutut tapi adegannya action-action yang cukup bahaya juga, itu gimana? Pakai pemeran pengganti nggak?
Nggak, kalau dari aku sendiri aku tuh pengin melakukan semua gerakan di aku karena itu karakter aku. Aku yang menghidupi dan ada kepuasan sendiri kalau bisa ngelakuin. Mereka juga keep aku, keep asetnya, supaya tidak cedera.
Pernah sempet kambuh nggak tuh cederanya pas syuting?
Sempat ada kambuh-kambuhan lagi. dan pada saat proses syuting pun aku pakai pengaman. Tapi di Ben & Jody ada adegan nyeker (tidak pakai alas kaki) licin banget, dan karena roknya sedikit terbuka, jadi nggak bisa pakai pengaman, emang harus fokus itu nggak boleh hilang sedikit pun, kalau hilang sedikit aja bisa aja dengkulku geser atau anklenya gimana.
Kamu sendiri ada ngajuin syarat gitu nggak tiap syuting?
Karena aku berangkat dari atlet dan punya cedera jadi mereka juga jagain asetnya. Jadi pas badan aku mulai nggak enak mereka biasanya panggil fisioterapis, aku pun latihan sambil fisio, ngegym juga tetap sih.