Suara.com - Aktor Mathias Muchus mengungkap rasa harunya saat menghadiri gala premiere film Bu Broto di kawasan Epicetrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/11/2021).
Suami Mira Lesmana itu mengaku ada perasaan emosional tersendiri terhadap film tersebut. Pasalnya, impiannya mengangkat sinetron Losmen Bu Broto ke layar lebar bisa terwujud.
"Mungkin sampai tanggal 18 November nanti baru berhenti tangisan saya. Buat saya pribadi memang agak dalam karena saya punya memori sama Losmen yang di TVRI," ungkap Mathias Muchus.
"Dan obsesi saya ternyata didengarkan oleh Tuhan. Ini impian saya sebetulnya ingin ada Losmen the movie. Akhirnya doa saya disambut oleh para produser dan tentu atas kuasanya," sambungnya lagi.
Baca Juga: Syuting Losmen Bu Broto, Baskara Mahendra Kesulitan Pakai Kain Jarik
Dia tidak memungkiri ingin menangis saat beradu akting dengan para pemain film Losmen Bu Broto. Namun semua ditahan untuk ditumpahkan saat film tersebut diputar resmi pada 18 November 2021.
"Sampai detik ini, tadi saya nggak kuat secara emosional air mata tetap mau keluar. Saya tahan, mungkin saya akan tahan sampai tanggal 18 nanti," kata Mathias Muchus.
"Setelah tanggal 18 setelah hitung-hitungan itu masuk, mungkin air mata saya akan kering. Bahagia, senyumnya bisa lepas. Sekarang senyum saya masih antara pahit dan manis," imbuhnya.
Menurut lelaki 64 tahun itu, film ini banyak memberi pesan moril. Terutama kepada anak-anak muda di zaman sekarang.
"Ada kegelisahan tertentu ingin berbagi eforia ketika tahun 80-an dulu. Untuk anak-anak sekarang, milenial bahwa keluarga itu nomor satu. Keluarga itu landasan ketika untuk menapak kehidupan yang macam-macam," jelas Mathias Muchus.
Baca Juga: Losmen Bu Broto Siap Tayang di Bioskop, Maudy Koesnaedi Girang
Dia menyebut keluarga bisa berantakan bila tidak ada kaitan emosional antara orangtua dan anak-anaknya. Hal ini yang ingin disampaikan di film tersebut.
"Kalau keluarga tidak punya kaitan emosional di dalamnya maka keluarga akan berantakan. Dan Losmen Bu Broto memberikan jawaban seperti itu," terangnya.
"Bagaimana perjuangan Bu Broto membuat semacam tali kekuatan di dalam keluarga. Supaya nanti anak-anak bisa mandiri atas pilihan hidupnya," tutup pemeran pak Broto itu.