Suara.com - "Om jalan-jalan yuk naik kuda," kata Sherin mengajak pamannya, Dolly, di suatu hari.
Mendengar ucapan putrinya yang berusia 10 tahun itu, air mata Irma Suryatin tak bisa dibendung. Dia teringat almarhum suaminya, pelawak Sapri Pantun atau juga dikenal Bang Sapri.
Sherin menganggap Dolly sebagai ayahnya sendiri setelah Sapri pergi ke pangkuan Ilahi pada 10 Mei lalu. Anak seusianya memang masih butuh figur ayah.
"Maaf ya Om, dia biasa naik kuda sama papanya," kata Irma tak enak hati kepada adik iparnya itu sambil berurai air mata.
Baca Juga: Liputan Khusus Artis: Mereka Hadapi Corona di Negeri Orang
Beberapa hari sebelumnya, Irma juga menangis karena merindukan sosok Sapri. Kenangannya bersama almarhum terlalu banyak sehingga sulit membuat hari-harinya dilalui tanpa rasa sedih.
Air mata Irma seakan tak pernah kering meski kabar duka itu terjadi sekitar lima bulan lalu.
Bayang-bayang Sapri masih melekat di benaknya.
Kepiluan Irma yang masih berlangsung hingga sekarang diceritakan Dolly kepada Suara.com belum lama ini. Menurut Dolly, kakak iparnya itu tak boleh ditinggal sendiri sebab bisa jadi pemicu melamun dan lagi-lagi teringat Sapri.
Menurut Dolly, Irma belum menerima 100 persen kalau Sapri telah meninggal dunia. Tak
bisa ditampik, kepergiaan Sapri terbilang mendadak. Dia cuma beberapa hari dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya wafat.
Kondisi ini tak jauh berbeda dari si sulung Sherin. Mendengar nama Sapri saja, bocah kelas empat SD ini bisa mendadak menangis.
Baca Juga: Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?
Mewarisi usaha
Sepeninggal Sapri, Irma tak bekerja lantaran repot mengurus Sherin dan si bungsu yang masih
bayi. Agar dapurnya tetap ngebul, dia mengandalkan penghasilan dari bisnis yang dibangun almarhum semasa hidup.
"Almarhum itu nggak mewariskan uang, tetapi usaha," kata Dolly.
Usaha tersebut adalah warung soto yang dirintis almarhum bersama Dolly di bilangan Cipulir, Jakarta Selatan. Ada lagi usaha bubur yang modalnya hasil gabungan Sapri dan kakak ipar.
Sapri meninggal, praktis Dolly yang meneruskan mengelola warung soto tersebut. Tiap bulan, dia akan menyerahkan sebagian hasil pendapatannya kepada Irma. Tapi selama pandemi, penghasilan warung soto Sapri menurun drastis.
Dolly dan Irma tetap mensyukuri berapapun omzet yang masuk. Dolly percaya usaha keras tak pernah mengkhianati hasil.
"Nggak mungkin kalau kita sudah kerja keras, kerja ikhlas, Allah nggak kasih," ujar Dolly.
Setelah Sapri meninggal, artis Raffi Ahmad pernah menawarkan bantuan terkait usaha warung sotonya tersebut. Dolly pernah disuruh Raffi mencari tempat usaha yang lebih bagus semisal di rumah toko atau ruko. Nantinya, Raffi membayar sewa ruko tersebut selama setahun.
Bantuan rekan artis
Raffi Ahmad baru-baru ini memberikan bantuan untuk keluarga Sapri. Bekerja sama dengan salah satu brand, ayah satu anak itu membebaskan Sherin dari biaya sekolah hingga kelas 6 SD.
Dolly juga menyebut Ruben Onsu menjadi sosok pertama yang mengumumkan sakitnya Sapri. Daru situ, Sapri mendapat bantuan dari banyak orang.
Lainnya hadir dari Eko Patrio yang pernah berjanji akan memberikan Rp 1 juta tiap bulan usai Sapri tiada. Kekinian, Dolly tak mengetahui lagi bagaimana kelanjutannya. Dia tak enak jika bertanya pada kakak iparnya.
Bukan hanya Eko Patrio, ada sosok Nikita Mirzani yang juga pernah menyatakan akan selalu siap membantu keluarga Sapri jika dibutuhkan.
"Wah kalau itu, saya nggak tau. Saya juga sempat tanya ke istrinya tapi katanya 'belum om.' Memang sempat minta nomor WhatsApp. Apa belum kedengeran, saya belum tahu deh tuh," kata Dolly saat menyinggung bantuan Nikita Mirzani.
Meski banyak bantuan di awal, Dolly dan keluarga tak mau menjadi pengemis. Mereka berjuang untuk bertahan hidup dengan warisan usaha yang ditinggalkan almarhum.
Dolly tak menyangka, kakaknya yang ia anggap artis biasa ternyata banyak disayangi orang-orang.
"Sempat membatin bang Sapri itu artis apa sih? Yang ngomong A nggak bakal didengar, beda sama dia yang sudah terkenal. Cuma setelah beliau meninggal, dia memang artis yang luar biasa," ucap Dolly yang juga manajer Sapri.
Sapri orang baik
Sapri di mata Dolly adalah sosok yang luar biasa. Saat mulai bercerita sifat dan karakter Sapri, dia berkaca-kaca.
Dolly yang sejak awal berbincang dengan reporter Suara.com tampak tegar, akhirnya rapuh juga.
"Tanpa dia, saya juga nggak bisa seperti ini," ucap Dolly.
Dolly mengenang Sapri adalah orang yang disiplin dalam hal pekerjaan. Sebelum syuting dimulai, setidaknya satu jam sebelumnya Sapri dan Dolly sudah ada di lokasi.
Pernah suatu hari, keduanya terjebak hujan hingga mereka nyaris terlambat. Tapi tetap saja, Sapri mendatangi satu persatu orang yang berada di sana untuk meminta maaf.
Ya, Sapri memang ramah kepada siapapun. Sapri akan selalu meluangkan waktu bagi orang-
orang yang ingin berfoto dengannya.
"Bang Sapri bilang, 'membuat orang senang itu pahala'," kenang Dolly.
Selain usaha bubur dan soto, Sapri memiliki komunitas Palang Pintu. Dulu semasa hidupnya, Sapri tak pernah mau mengambil jatah honornya dari job Palang Pintu. Dia menyerahkan semuanya ke teman-teman di komunitas.
Kini, sepeninggal Sapri, komunitas Palang Pintu itu masih ada. Mereka bertahan di tengah pandemi dan tanpa kehadiran sang pentolan.
Menutup obrolan mengenai kabar keluarga sepeninggal Sapri, Dolly mengatakan ada satu hal yang ingin diwujudkan, yakni merilis buku pantun edisi kedua sang kakak.
Buku pantun itu sudah lengkap, berisi ide lelaki yang cuma lulusan SD ini. Ya, di balik tingkahnya yang ceplas ceplos, Sapri rajin menulis untuk membuat bahan pantun.
"Bang Sapri itu memang udah nggak ada, tapi karyanya nggak bisa dilupakan," kata Dolly.