Suara.com - Informasi pribadi penyanyi Jisoo BLACKPINK bocor. Itu dikarenakan seorang operator chat grup porno, Cho Joo Bin, berhasil membuntuti aktivitas pelantun Kill This Love ini.
Menurut laporan MBC pada April lalu, Cho Joo Bin merekrut seorang pekerja layanan sosial. Ia kemudian meminta mereka mengambil informasi pribadi sejumlah personel girl group terkenal.
Beberapa warganet mengungkap, salah satu yang dibuntuti adalah Jisoo BLACKPINK. Kecurigaan ini muncul karena unggahan percakapan yang berisi informasi privasi sang idol.
Postingan itu menerangkan Cho Joo Bin membuntuti Jisoo BLACKPINK selama tiga bulan pada 2018. Salah satu informasinya adalah aktivitas rekan Lisa BLACKPINK itu saat berada di rumah.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Bareng Andrea Bocelli Akan Tampil di Acara Promosi Wisata Thailand
"Jisoo tidak bertemu dengan laki-laki," demikian keterangan di unggahan tersebut dikutip dari Kpopstarz, Sabtu (16/10/2021).
"Dia tidak melakukan apa-apa saat masuk ke rumah bahkan menyalakan lampu sekalipun," imbuhnya.
Karena tidak mendapat informasi apapun, Cho Joo Bin akhirnya menyerah dan berhenti menguntit Jisoo BLACKPINK.
Warganet lain yang melihat postingan itu menyampaikan kemarahannya. "Bukankah karena XXXXXX itu, dia (Jisoo) bahkan sampai tidak bisa menyalakan lampu?" katanya.
"Ini menakutkan," imbuh yang lain.
Baca Juga: Cara Nonton Drama Snowdrop, Lengkap dengan Jadwal Rilis, Daftar Pemain, dan Sinopsis
Sosok Cho Joo Bin
Cho Joo Bin merupakan operator dari grup obrolan porno, Nth Room di Telegram. Pada 14 Oktober 2021, ia dijatuhi hukuman 42 tahun penjara oleh Mahkamah Agung di Korea.
Hal itu dikarenakan ia melakukan eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur melalui Telegram yang disebut Nth Room.
Saat beraksi, Cho Joo Bin melakukan pendekatan kepada sejumlah perempuan dan anak di bawah umur. Ia menawarkan pekerjaan paruh waktu dan memberikan sertifikat.
Namun kemudian, Cho Joo Bin meminta korban berfoto telanjang hingga melakukan ancaman. Ia bahkan mengeksploitasi mereka dengan tindakan seksual.
Setidaknya ada 74 perempuan yang menjadi korban eksploitasi dan 10.000 pengguna yang diduga membayarnya untuk menyaksikan video tersebut.